Pertempuran antara mantan afiliasi al-Qaeda, Fateh al-Sham dan faksi Jund al-Aqsa, meletus pada Senin 13 Februari pagi waktu setempat. Keduanya bersaing memperkuat pengaruh di provinsi Idlib.
Baku tembak terbaru mengindikasikan merenggangnya aliansi grup militan di Idlib yang pernah bertempur bersama untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Grup pemantau Observatory for Human Rights mengatakan bentrokan terjadi setelah Jund al-Aqsa melancarkan bom bunuh diri di markas Fateh al-Sham di Idlib, yang menewaskan sembilan orang.
Jumlah kematian meningkat menjadi 69 orang dari kedua kubu. Ada beberapa yang tewas dalam eksekusi mati. Pertempuran keduanya meluas hingga ke provinsi Hama.
"Ada pertempuran antar komandan perang. Ini perang memperebutkan pengaruh," kata kepala Observatory Rami Abdel Rahman.
Jund al-Aqsa dimusuhi sebagian besar pemberontak di Suriah, dan disebut sebagai "grup teroris" oleh Amerika Serikat (AS).
Pada Oktober, Fateh al-Sham mengumumkan bahwa Jund al-Aqsa berada di bawah kekuasaannya, meski pertempuran antar keduanya meletus tak lama setelah itu.
Lebih dari 310 ribu orang tewas di Suriah sejak konflik meletus pada Maret 2011, yang diawali gelombang unjuk rasa antipemerintah.
Perang di Suriah berkembang menjadi konflik multi dimensi, yang melibatkan beberapa grup ekstremis dan pasukan internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News