Kelompok teroris pimpinan Ayman Al-Zawahiri itu pun menentang keras eksekusi dengan cara dipancung, yang dilakukan oleh ISIS terhadap sanderanya. Hal ini pun diutarakan oleh seorang ahli strategi Al Qaeda wilayah Yaman, Nasr bin Ali al-Ansi.
Al Ansi menjelaskan penolakannya tersebut melalui sebuah wawancara selama 43 menit. Situs intelijen SITE menjelaskan isi dari wawancara ini.
"Tidak diragukan lagi, ada saudara kita yang terpengaruh dengan pemenggalan yang terjadi saat ini. Kami tidak menerima hal tersebut dan kami menolak keras hal itu," ujar Al-Ansi dalam situs SITE, seperti dikutp The New York Times, Selasa (9/12/2014).
"Merekam hal tersebut (pemenggalan) dan menyebarkannya dengan atas nama jihad dan agama, adalah sebuah kesalahan besar. Ini tidak dapat diterima apapun pembenarannya," tegasnya.
Al Ansi menegaskan posisi ini bukannya pandangan pribadinya sendiri atau Al Qaeda wilayah Yaman, yang dikenal dengan sebutan Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP). Menurutnya pemenggalan semacam ini ditolak keras oleh pemimpin Al Qaeda saat ini dan juga merefleksikan pandangan dari mantan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden.
"Jadi bisa saya tegaskan bahwa siapapun yang melakukan aksi ini, telah melanggar perintah dari Syekh Osama (bin Laden)," katanya.
Sedikit mengenai Al Ansi, dirinya dikenal sebagai veteran kelompok Al Qaeda. Dirinya pindah ke Afghanistan pada 1990 untuk berlatih di kamp pelatihan elite Al Qaeda.
Dia menjadi sosok yang membimbing kegiatan teror di Filipina pada 2001 lalu. Selama di Filipina, Al Ansi mengatakan prinsip syariat Islam dan taktik militer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News