medcom.id, Aleppo: Sebelum krisis, Aleppo sebagai kota kedua terbesar di Suriah setelah Ibu Kota Damaskus yang ramai dipenuhi dengan konsulat berbagai negara. Kini, Indonesia adalah satu-satunya perwakilan asing yang masih mempertahankan kantor cabang konsuler di Aleppo dan keberadaannya masih penting untuk dipertahankan hingga saat ini.
Mengingat masih banyaknya TKI yang terkepung di wilayah Aleppo, majikan yang bermasalah, dan kemampuan Satgas Perlindungan KBRI Damaskus yang sulit menjangkau Aleppo.
Setibanya di Aleppo pada 14 Juni, Dubes RI untuk Suriah Djoko Harjanto langsung mengadakan kunjungan ke kantor Konsuler di daerah Fransiskan Aleppo dan mengadakan sosialisasi dengan para WNI di shelter. Sebanyak tujuh orang TKI masih diperjuangkan hak-haknya oleh pengacara retainer KBRI Damaskus, Muhammad Akra.
Pada sosialisasi WNI, Dubes RI menyampaikan bahwa Kantor Cabang Konsuler dan shelter Aleppo merupakan kepanjangan tangan atau perwakilan dari KBRI Damaskus guna melindungi seluruh WNI di tengah gejolak konflik Suriah.
"Keselamatan kalian di sini adalah tanggung jawab saya," imbuh Dubes Djoko, dalam keterangan tertulis KBRI Damaskus, yang diterima Metrotvnews.com, Kamis (23/6/2016).
Selain itu, Dubes Djoko juga menegaskan bahwa pengiriman TKI ke seluruh wilayah Timur Tengah telah ditutup dan dilarang untuk kembali lagi ke Suriah setelah direpatriasi oleh KBRI Damaskus. Para TKI pun menyampaikan ingin segera kembali ke Indonesia.
"Kami ingin segera pulang ke Indonesia. Kangen keluarga," tutur TKI yang ditemui.

Dubes Djoko berbicara dengan TKI di Suriah (Foto: Dok. KBRI Damaskus)
Di sela-sela kunjungan kerja, Pejabat Konsuler, AM. Sidqi, didampingi staf bertemu dengan Kepala Imigrasi Aleppo untuk menyelesaikan permasalahan TKI bernama Suryati binti Amsari pada 15 Juni. Kasusnya tertunda cukup lama karena ditahan oleh majikannya selama 10 tahun tidak dilepas pulang.
Setelah lobi cukup panjang, Kantor Imigrasi Aleppo langsung mengirim surat kepada Kantor Kepolisian untuk memaksa majikan Suryati agar segera menyerahkannya ke Kantor Cabang Konsuler Aleppo.
Sejak 2012 hingga saat ini, KBRI Damaskus telah merepatriasi sebanyak 12.410 WNI dari Suriah kembali ke Indonesia dalam 275 gelombang. TKI dari Aleppo dan seluruh wilayah Suriah akan diantarkan ke Damaskus untuk diproses kepulangannya ke Indonesia.
Namun demikian, repatriasi WNI Suriah belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. "Setidaknya terdapat dua alasan mengapa repatriasi WNI Suriah seolah tidak berujung," jelas AM. Sidqi.
Pertama, TKI korban perdagangan orang masih tetap dikirim ke Suriah kendati dalam kondisi Suriah berbahaya. "Ironis. Saat rakyat Suriah berbondong-bondong mengungsi ke luar negeri, perempuan Indonesia malah diperjualbelikan masuk ke Suriah," tambah Sidqi.
Berdasarkan informasi dari Departemen Imigrasi Suriah, sebanyak 32 orang korban perdagangan manusia (April 2016) dan 26 orang (Mei 2016) masih masuk ke Suriah dengan visa pekerja. Ini belum terhitung bulan dan tahun-tahun sebelumnya.
Kedua, Pemerintah Suriah masih tetap memasukkan Indonesia pada daftar pengirim TKI ke Suriah, maka visa pekerja TKI masih tetap diberikan, meskipun sosialiasi penghentian pengiriman TKI ke Timteng dan tindakan diplomatik sudah sering sekali dilakukan terus menerus oleh KBRI Damaskus ke Pemerintah Suriah.
"Inti permasalahan berada di Tanah Air. Makanya, pencegahan wajib dilakukan dari Indonesia dengan pemberantasan mafia perdagangan manusia hingga ke akar-akarnya," tegas Dubes Djoko.
"Selain itu, perlu pembicaraan tingkat tinggi Indonesia-Suriah guna mencabut nama Indonesia sebagai negara pengirim TKI dari peraturan perundang-undangan Suriah," Dubes Djoko menyebutkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id