"Sekarang saatnya ada hubungan resmi antara Indonesia dengan Israel. Kita memiliki banyak peluang untuk kerja sama bilateral, terutama di bidang perairan dan teknologi tinggi," kata Netanyahu kepada delegasi jurnalis Indonesia yang berkunjung pada Senin (28/3/2016), seperti dikutip Times of Israel.
Terbentuknya hubungan resmi Israel dengan Indonesia akan memuluskan rencana Netanyahu memperdalam ikatan dengan sejumlah negara moderat di Timur Tengah dan Asia. Kendati begitu, Indonesia sejauh ini belum mempertimbangkan menaikkan status hubungannya dengan Israel.
Netanyahu mengatakan membentuk hubungan resmi akan menjadi bagian dari usaha bersama dalam melawan terorisme dan meningkatkan perekonomian.
"Sudah saatnya mengubah hubungan kita (Israel-Indonesia), karena alasan yang menghambatnya selama ini sudah tidak lagi relevan," tutur Netanyahu, yang mengklaim bahwa Yerusalem dan Jakarta adalah sekutu dalam memerangi terorisme.
Di tengah perbincangan dengan delegasi jurnalis Indonesia -- yang datang ke sebagai tamu dari Kemenlu Israel -- Netanyahu mengatakan, "saya punya beberapa teman di Facebook yang merupakan orang Indonesia."
Pada 13 Maret, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ditolak Israel untuk masuk ke wilayah pendudukan di Tepi Barat. Saat itu Menlu Retno hendak menemui Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menlu Riyad al-Maliki untuk melantik konsulat kehormatan di Ramallah.
Karena ditolak, pelantikan konsulat kehormatan RI untuk Ramallah dilaksanakan di Amman, Yordania. Wakil Menlu Israel Tzipi Hotovely mengklaim penolakan dilakukan karena Menlu Retno tidak menjadwalkan kunjungan ke Yerusalem ketika itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News