Berhaluan pro-Rusia, dan pro-Tiongkok Zeman dinyatakan sebagai pemenang dengan 51,36 persen suara, pada Sabtu 27 Januari 2018. Kandidat oposisi Drahos, mengumpulkan 48,44 persen suara, mengakui kekalahan. Kontes dianggapnya sebagai pilpres paling penting dalam beberapa dasawarsa.
Setelah menjabat pada 2013, Zeman, berusia 73 tahun, banyak dikritik karena membelah negara mengenai isu-isu Eropa, termasuk imigrasi dan peran Eropa Tengah di Uni Eropa. Ia juga menyesuaikan diri dengan langgam pemerintahan yang otokratis.
"Inilah kemenangan bagi populisme. Menjadi citra populisme rakyat dan pemilihan ini mungkin adalah kekalahan dari bagian masyarakat Ceko yang berpendidikan di kota," kata Lubomir Kopecek, profesor ilmu politik di Masaryk University, kota Ceko, Brno.
Anti-imigran
"Izinkan saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan Anda dalam pemilihan presiden Republik Ceko. Jika bukan karena Anda, kita tidak akan menang," kata politisi 73 tahun itu, di hadapan wartawan dan pendukung, termasuk kalangan kepala partai sayap kanan.
Jakub Janda, wakil direktur lembaga peneliti European Values, mengatakan bahwa kemenangan tersebut menunjukkan kemampuan Zeman untuk memobilisasi pemilih berdasarkan sebuah pelantar yang berbingkai anti-imigran dan anti-kemapanan.
"Dia sudah berada di posisi puncak dalam politik Ceko selama 25 tahun, namun mampu membangun dirinya sebagai anti-kemapanan dengan menyasar arus utama," cetusnya.
"Alasan kedua, dia memiliki dukungan kuat di sejumlah daerah luar ibukota dan dia menempatkan dirinya sebagai orang biasa, bukan politisi, jadi dia sangat blak-blakan, tidak memakai bahasa yang normal dan membenci kebenaran politik, yang menyebut kebanyakan migran sebagai teroris," sambung Janda, seperti dinukil Al Jazeera, Minggu 28 Januari 2018.
Muslim membentuk 0,02 persen populasi kecil penduduk Republik Ceko. Namun Zeman memanfaatkan ketakutan para imigran yang telah melanda Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Dalam pilpres ini, slogan kampanyenya berbunyi: "Hentikan imigrasi dan Drahos, negara ini milik kita."
Meski sebagian besar bersifat seremonial, jabatan kepresidenan merupakan barometer yang berarti bagi suhu politik negara tersebut. Presiden juga menunjuk diplomat tinggi dan pejabat publik, termasuk perdana menteri: posisi yang kosong saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News