Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok. Dok. Instagram Prabowo
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok. Dok. Instagram Prabowo

Kunjungan Prabowo ke AS dan Tiongkok: Indonesia Dianggap Netral, Punya Peran Strategis di Kancah Global

M Rodhi Aulia • 15 November 2024 07:06
Jakarta: Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat dan Tiongkok mendapat sorotan dari pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi. Menurut Fahmi, sambutan positif dari dua negara besar tersebut tidak hanya menjadi bukti penghormatan dunia internasional terhadap Indonesia, tetapi juga mencerminkan posisi strategis Indonesia sebagai negara netral di tengah persaingan geopolitik global.
 
"Sambutan baik yang diterima Presiden Prabowo selama kunjungannya ke sejumlah negara, termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), memang bisa dianggap sebagai sinyal penghormatan terhadap posisi Indonesia dalam politik internasional," ujar Fahmi, Kamis 14 November 2024.
 
Fahmi menambahkan bahwa sikap netral Indonesia di tengah ketegangan AS dan Tiongkok menjadikan negara ini sebagai mitra diplomatik yang dihargai dan dipercaya. Indonesia, menurut Fahmi, berhasil memainkan peran sebagai negara penghubung yang tidak berpihak, yang semakin diperlukan di tengah meningkatnya polarisasi global.

Baca juga: 7 Isi Obrolan CEO Nvidia saat Ditelepon Prabowo
 
"Kunjungan ke Tiongkok dan Amerika, misalnya, datang di tengah ketegangan antara kedua negara, dan di sinilah Indonesia bisa menjadi mitra strategis yang "netral" sekaligus berpengaruh di kawasan," ungkap Fahmi. 
 
"Hal ini membuat sambutan baik terhadap Prabowo memiliki arti lebih luas, yakni negara-negara besar melihat Indonesia sebagai penghubung penting di tengah dunia yang semakin terpolarisasi," tambahnya.
 
Fahmi menjelaskan, kunjungan Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia dapat menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan, terutama dalam isu-isu penting seperti Laut Cina Selatan dan Indo-Pasifik. Sebagai anggota G20 dan pemimpin di Asia Tenggara, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran strategis dalam menjaga stabilitas kawasan.
 
"Kehadiran Presiden Prabowo di Beijing maupun Washington telah memastikan bahwa Indonesia tetap bersikap seimbang dalam menyikapi isu-isu seperti Laut Cina Selatan dan kawasan Indo-Pasifik," terang Fahmi.
 
Lebih jauh, Fahmi melihat peluang strategis yang bisa dimanfaatkan dari sambutan hangat yang diterima Prabowo. Ia menekankan pentingnya mengelola hubungan dengan kedua negara untuk memperkuat sektor-sektor dalam negeri, seperti transfer teknologi, pelatihan militer, dan perluasan akses pasar bagi produk Indonesia.
 
"Memanfaatkan sambutan baik ini untuk memperkuat transfer teknologi, pelatihan militer, dan akses pasar bagi produk-produk Indonesia merupakan tujuan konkret yang penting bagi kepentingan dalam negeri," ungkap Fahmi.
 
Dalam konteks ini, Fahmi memuji langkah diplomatik Prabowo dan melihatnya sebagai peluang untuk mengokohkan posisi Indonesia di kancah global. Bagi Fahmi, sambutan hangat tersebut bukan sekadar penghormatan, melainkan sinyal dari negara-negara besar yang melihat Indonesia sebagai mitra yang layak dipercaya di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan