Para penyerang datang ke ruang kontrol tersebut pada Minggu 19 Mei. Ruang kontrol tersebut dijalankan konsorsium bernama Great Man-Made River, yang memasok air via jaringan pipa bawah tanah dari wilayah Sahara ke Tripoli dan sejumlah area lainnya. Serangan membuat pasokan air di jaringan pipa tersebut terhenti.
Grup penyerang mengklaim sebagai pendukung Khalifa Haftar, pemimpin dari Pasukan Nasional Libya (LNA). Haftar dan pasukannya mendominasi wilayah timur dan selatan, yang sejak awal April berusaha merebut ibu kota dari pemerintahan Perjanjian Nasional Libya (GNA) yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Agensi pengawas proyek air bersih di Libya, yang pertama kali dibentuk oleh mantan diktator Muammar Gaddafi, berkukuh tidak pernah memihak dalam konflik terbaru. Air adalah anugerah Tuhan bagi semua orang, dan tidak seharusnya digunakan untuk mendikte atau dijadikan komoditas tawar menawar dalam kondisi apapun," ungkap agensi tersebut, disitir dari laman Guardian, Selasa 21 Mei 2019.
Karena serangan terhadap jaringan pipa, pasokan air bersih tidak hanya terputus ke Tripoli, tapi juga Gharyan dan beberapa kota di wilayah pegunungan sebelah barat.
Belum diketahui kapan pasokan air bersih ini dapat dipulihkan. Namun insiden ini menggarisbawahi rentannya infrastruktur publik Libya dalam konflik bersenjata.
GNA menuduh grup bersenjata penyerang pasokan air telah berkoordinasi dengan pasukan Haftar. "Mereka berusaha mengunci pasokan air ibu kota untuk menurunkan moral para warga," ujar GNA.
Libya bagian timur dan barat telah terbelah sejak Gaddafi digulingkan pada 2011. Diktator tersebut digulingkan dengan bantuan pasukan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
Baca: 200 Orang Tewas Akibat Pertempuran di Libya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News