Mazloum Abdi, komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, berkomentar dalam siaran wawancara di Ronahi TV berbahasa Kurdi pada Rabu.
Abdi yang mengaku melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS mengatakan, Rusia akan menjamin perjanjian SDF dengan Damaskus.
Kesepakatan Suriah-Kurdi, yang diumumkan pada Minggu, terjadi beberapa hari setelah Turki melancarkan serangan terhadap para pejuang Kurdi, yang dianggapnya sebagai ‘teroris’. Ankara mengatakan operasi itu juga bertujuan menciptakan ‘zona aman’ untuk mengembalikan pengungsi Suriah.
Abdi, yang pasukannya sekutu utama Suriah di Washington dalam pertempuran melawan Islamic State (ISIS), sebelumnya mengatakan SDF terpaksa berpaling ke Damaskus karena keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari wilayah tersebut.
Perjanjian tersebut telah menggeser keseimbangan kekuasaan di wilayah itu. Pasukan Pemerintah Suriah memasuki kota strategis Manbij. Rusia mengatakan pasukannya berpatroli di garis depan antara pasukan sekutu Turki dan posisi tentara Suriah di luar kota demi mencegah konfrontasi.
Pada Rabu, pasukan Suriah juga memasuki kota utara Kobane atau Ain al-Arab, tempat pasukan Kurdi dan AS pertama kali mengalahkan militan ISIS lebih dari empat tahun lalu.
Abdi berkata kepada Rohani bahwa perjanjian dengan Pemerintah Presiden Bashar al-Assad mengharuskan tentara Suriah dikerahkan ke seluruh perbatasan timur laut dengan Turki. Namun, dia membantah laporan bahwa SDF menyerahkan kendali atas wilayah mereka kepada pasukan pemerintah Suriah.
Dia tegaskan kesepakatan itu akan membuka jalan bagi solusi politik yang menjamin hak-hak Kurdi di Suriah.
Namun, para analis mengatakan bahwa kesepakatan apa pun akan ‘mahal’ bagi Kurdi karena Assad tidak mungkin mengizinkan pemerintah yang dipimpin Kurdi di Suriah timur laut untuk mempertahankan otonomi atas wilayah tersebut. Rincian pasti dari kesepakatan antara Kurdi dan pemerintah Suriah tidak jelas.
Trump, sementara itu, telah menghadapi kritik di dalam dan luar negeri karena menarik pasukan AS dari bagian timur laut Suriah pekan lalu. Selama konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu, Trump menggandakan keputusannya, menyebut penarikan itu ‘secara strategis brilian’.
"Turki telah pergi ke Suriah. Jika Turki masuk ke Suriah, itu antara Turki dan Suriah -- ini bukan antara Turki dan Amerika Serikat, seperti banyak orang bodoh ingin Anda percayai," katanya, disitir dari Al Jazeera, Kamis 17 Oktober 2019.
Secara terpisah, Abdi mengatakan operasi terhadap ISIL telah dihentikan karena serangan militer Turki. "Kami telah membekukan semua tindakan kami terhadap Daesh," katanya, menggunakan akronim Arab untuk ISIS.
Namun, SDF akan terus bertanggung jawab atas sekitar 12.000 tersangka militan ISIS yang dipenjara di Suriah utara, katanya.
Para pemimpin Kurdi sebelumnya mengatakan bahwa serangan Turki dapat melemahkan kemampuan mereka untuk secara memadai menahan ribuan militan ISIS asing dan keluarga. Mereka telah meminta sejumlah pemerintah untuk mengambil kembali masing-masing warganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News