medcom.id, Brasilia: Jabatan Dilma Rousseff sebagai Presiden Brasil ditangguhkan untuk sementara. Dirinya pun mengecaman tindakan yang disebutnya sebagai sebuah kudeta.
Senat Brasil pada Kamis 13 Mei memutuskan untuk menangguhkan jabatan Rousseff sebagai presiden. Dia akan menjalani penyelidikan dugaan korupsi.
( Baca: Presiden Brazil Diberhentikan Sementara https://www.medcom.id/internasional/amerika/VNx9Q0Jb-presiden-brazil-diberhentikan-sementara )
( Baca: Presiden Brazil Diberhentikan Sementara https://www.medcom.id/internasional/amerika/VNx9Q0Jb-presiden-brazil-diberhentikan-sementara )
Namun Rousseff menolak tuduhan yang diarahkan pada dirinya. Dia pun mengecam tindakan yang dialami saat ini.

Foto: Dilma Roussef/AFP
"Saat presiden terpilih ditangguhkan jabatannya karena kejahatan yang tidak saya lakukan, istilah yang digunakan bukan pemecatan tetapi kudeta," tegas Rousseff, seperti dikutip DPA, Jumat (13/5/2016).
"Mereka mencoba untuk merebut apa yang tidak mereka peroleh saat pemilu, dengan paksa. Proses pemecatan ini adalah lelucon politik dan lelucon hukum," pungkas Rousseff.
Setelah debat maraton yang berlangsung, para senator akhirnya mendukung penangguhan jabatan bagi Rousseff selama 180 hari. Dia akan menjalani persidangan pemecatan, terkait tuduhan atas kemungkinan adanya penyalahgunaan anggaran.

Foto: Presiden sementara Brasil Michel Temer/AFP
Wakil Presiden Michel Temer dari Partai Pergerakan Demokratik Brasil (PMDB), diambil sumpah sebagai presiden sementara. Keputusan untuk menangguhkan jabatan Presiden untuk Rousseff menjadi titik kulminasi konflik politik di Brasil.
Temer dan sekutu Rousseff lainnya meninggalkan pemerintahan koalisi yang dibentuk 2014. Mereka kini bergabung untuk melengserkan Rousseff secara penuh.
Dunia internasional pun langsung bereaksi atas krisis yang terjadi di Brasil. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mendorong agar semua pihak di Brasil tetap tenang dan mengutamakan dialog.
"Sekjen Ban percaya bahwa pihak berwenang Brasil akan menghormati proses demokratis yang berjalan. Mereka akan mematuhi aturan yang berlaku," sebut Juru Bicara Sekjen Ban, Stephane Dujarric.
Sementara Presiden Amerika Serikat Barack Obama yakin bahwa demokrasi di Brasil mampu bertahan. Menurutnya institusi demokrasi di Brasil mampu menghadapi rintangan yang tengah terjadi.
Tetapi Sekretaris Jenderal Perserikatan Negara Amerika Selatan (UNASUR) Ernesto Samper, justru melihat keputusan ini bisa memicu bahaya bagi kawasan. Samper menyarankan agar Rousseff mengikuti aturan hukum yang berlaku di Brasil.
Rousseff dituduh menutupi defisit anggaran Brasil selama kampanye 2014. Dirinya pun beberapa kali menegaskan tidak bersalah.
Selama enam bulan ke depan, Senat akan melakukan penyelidikan atas tuduhan tersebut. Kemudian senat akan melakukan pemungutan suara lagi yang membutuhkan dua per tiga suara parlemen untuk melengserkan Rousseff secara penuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News