AFP PHOTO/Filippo Monteforte/Vicenzo Pinto
AFP PHOTO/Filippo Monteforte/Vicenzo Pinto

Meninggal di Usia 88 Tahun, Ini Biografi Paus Fransiskus dan Sosoknya di Mata Dunia

Fatha Annisa • 21 April 2025 16:50
Jakarta: Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin pagi, 21 April 2025. Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Ferrell, camerlengo Vatikan.
 
“Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” kata Farrell dalam pengumumannya, dikutip dari Al Jazeera dan Al Arabiya.
 
Paus Fransiskus terakhir kali muncul di hadapan ribuan umat Katolik di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu, 20 April 2025, untuk merayakan Paskah. Sang pemimpin umat Katolik dunia itu juga sempat berkunjung ke Indonesia pada September tahun lalu.
 

Biografi Paus Fransiskus

Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, Pau Fransiskus dilahirkan di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936. Ia adalah anak dari seorang imigran Italia bernama Mario yang bekerja sebagai akuntan di perusahaan kereta api, dan perempuan bernama Regina Sivori yang berdedikasi sebagai seorang ibu rumah tangga.
 
Bergoglio lulus sebagai Sarjana Teknik Kimia sebelum memutuskan untuk memasuki jalur imamat. Lalu pada 11 Maret 1958, ia bergabung dengan novisiat Serikat Yesus. Ia kemudian melanjutkan studi Humaniora di Chili dan lulus dengan gelar Filsafat dari Colegio de San José di San Miguel pada 1963.
 
Di antara tahun 1964 hingga 1965, Bergoglio mengajar Sastra dan Psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fé. Pada 1966, ia mengajar mata pelajaran yang sama di Colegio del Salvatore, Buenos Aires. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam pada 13 Desember 1969 oleh Uskup Agung Ramón José Castellano.
 
 
Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal di Usia 88 Tahun

 
Bergoglio melanjutkan studi Teologi dari 1967 hingga 1970 dan memperoleh ijazah dari Colegio San José. Pada 1970 hingga 1971, ia melanjutkan pelatihan di Universitas Alcalá de Henares, Spanyol, dan pada 22 April 1973, ia mengucapkan kaul kekal sebagai seorang Yesuit.
 
Setelah kembali ke Argentina, Bergoglio mengabdikan diri sebagai pengajar dan akademisi, termasuk sebagai Profesor di Fakultas Teologi San Miguel, Konsultan Provinsi Serikat Yesus, dan Rektor di Colegio Máximo Fakultas Filsafat dan Teologi.
 
Pada 31 Juli 1973, ia diangkat menjadi Kepala Provinsi Jesuit Argentina. Di tahun 1980 sampai 1986, ia kembali mengabdi sebagai Rektor Colegio de San José serta pastor paroki di San Miguel. Pada 20 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Uskup Tituler di Auca dan Uskup Auksilier di Buenos Aires, dengan penahbisan pada 27 Mei di katedral.
 
Ia kemudian diangkat sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada Februari 1998, lalu Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Kardinal pada  Februari 2001.
 
Pada tanggal 13 Maret 2013, Bergoglio terpilih sebagai Paus ke-266, menggantikan Paus Benediktus XVI, dan menjadi Paus pertama yang berasal dari Ordo Yesuit serta benua Amerika. Paus Fransiskus terpilih melalui Konklaf Kepausan, yang merupakan pertemuan Dewan Kardinal untuk memilih Paus baru.
 
Baca juga: Mengingat Mendiang Paus Fransiskus yang Mencintai Sepak Bola
 

Sosok Paus Fransiskus

Sebagai Paus, Fransiskus terkenal dengan sifat rendah hati, empati, dan belas kasih yang mendalam, kepeduliannya terhadap orang miskin, serta komitmennya terhadap dialog antaragama.
 
Ia juga mendapat pujian karena pendekatannya yang lebih sederhana dalam kepausan, seperti memilih tinggal di Domus Sanctae Marthae alih-alih apartemen kepausan yang digunakan oleh Paus sebelumnya.
 
Selain itu, Paus Fransiskus sangat mendukung kesetaraan gender dan berpendapat bahwa Gereja harus lebih inklusif serta menentang diskriminasi. Sebagai mantan akademisi, ia pun mengkritik kapitalisme yang tidak terkendali, ekonomi pasar bebas, konsumerisme, dan pembangunan yang berlebihan.
 
Ia menekankan pentingnya tindakan untuk menjaga lingkungan dan mencegah perubahan iklim. Paus Fransiskus juga mengajak Gereja Katolik untuk menentang segala bentuk hukuman mati di seluruh dunia dan berupaya menghapusnya secara global.
 
Dalam ranah diplomasi internasional, ia turut membantu menyelesaikan berbagai konflik antarnegara, seperti antara Amerika Serikat dan Kuba, serta krisis pengungsi di Eropa dan Amerika Tengah.

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan