Seperti dikutip dari kantor berita BBC, Minggu 6 Januari 2019, Mustafa Abid merupakan seorang spesialis di unit pembersih ranjau Kepolisian Mesir. Bom yang meledak merupakan satu dari dua yang disembunyikan dalam tas di atap sebuah gereja di Nasr City.
Insiden terjadi dua hari menjelang hari raya Natal umat Kristen Koptik di Mesir. Sekitar 10 persen dari total populasi Mesir adalah Kristen Koptik, dan sejumlah pihak menilai Mesir kurang memberikan perlindungan kepada mereka.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi -- yang mendeklarasikan diri sebagai pelindung umat Kristen dari serangan ekstremis -- dijadwalkan membuat gereja Cathedral of Nativity di luar Kairo pada hari ini. Gereja akan dibuka satu hari sebelum hari raya Natal umat Kristen Koptik pada 7 Januari.
Hingga saat ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas dua bom di gereja Nasr City. Namun sejumlah kelompok militan, termasuk Islamic State (ISIS), tercatat sering melancarkan serangan terhadap Kristen Koptik di Mesir.
Sejak 2016, serangan teroris terhadap Kristen Koptik di Mesir telah menewaskan lebih dari 100 orang.
Oktober lalu, 17 orang divonis mati atas keterlibatan mereka dalam serangkaian serangan bom di beberapa gereja Koptik. Satu bulan setelahnya, polisi Mesir membunuh 19 ekstremis yang dituduh menembaki sejumlah jemaat Kristen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News