Wilayah tersebut merupakan salah satu daerah yang terpengaruh paling parah. Pasalnya curah hujan sebanyak 194 milimeter mengguyur selama 15 jam yang mengakibatkan terjadinya hujan lebat pada akhir pekan lalu.
Maximixe dalam penelitiannya yang dilansir dari Antara, Sabtu 1 April 2017 juga menyatakan penampilan GDP negeri tersebut untuk tahun fiskal 2017 mesti diubah jadi 2,9 persen sampai 3,1 persen.
Menurut Pusat Operasi Darurat Nasional Peru (COEN), banjir dan tanah longsor menghancurkan 12.714 hektar tanaman, dan mempengaruhi 35.525 hektar lagi di seluruh negeri tersebut. Namun, kondisi itu dapat bertambah buruk sebab El Nino masih mengancam.
Tanaman yang menjadi korban paling parah di bagian barat-laut Peru adalah pisang, lemon, mangga dan padi. Kementerian Pertanian Peru memantau daeran yang palign terpengaruh, sebab ada kekhawatiran wabah belalang dan serangan lain mungkin muncul.
Satu jalan raya utama masih ditutup antara Chiclayo dan Piura, tujuh jalan masih terhalang, termasuk empat bagian Jalan Raya Panamerica Utara, dan 22
jalan hanya memiliki akses terbatas. Itu berarti jalan sepanjang 1.900 kilometer masih terpengaruh, sementara lebih dari 190 jembatan telah ambruk
atau rusak.
El Nino muncul pada Desember dengan awal yang lemah tapi berkembang jadi lebih kuat sepanjang Februari dan Maret. Fenomena tersebut telah menaikkan temperatur rata-rata permukaan air laut di Pasifik sampai tujuh derajat Celsius, jauh di atas kondisi musiman 22 derajat Celsius.
Fenomena alam itu telah menghasilkan lebih banyak hujan dan tanah longsor di sebagian besar wilayah barat-laut, tengah dan selatan negeri tersebut. COEN menyatakan tak kurang dari 97 orang tewas, hampir satu juta orang terpengaruh, dan sebanyak 181.116 bangunan rusak atau tak bisa dihuni. (Eko Nordiansyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News