"Banyak teman-teman diplomat asing yang menangani Indonesia namun mereka tidak paham mengenai Indonesia. Mereka hanya bekerja di belakang meja, membaca dan mendengar informasi mengenai Indonesia," kata Azis kepada wartawan di Jakarta, Jumat 3 Mei 2019.
Azis mengatakan para diplomat ini tidak memiliki pengalaman dan belum pernah ke Indonesia.
"Karena itu kita undang mereka ke Indonesia dan kita kenalkan dengan Indonesia Kini. Tahun lalu, program ini kami mulai dengan 10 diplomat muda," tuturnya.
Untuk tahun ini, program dimulai pada 15 Juni. Para diplomat ini berasal dari Kosta Rika, Kolombia, Peru, Irlandia, Norwegia, Ukraina, Nauru, Tuvalu, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Nepal, Timor Leste, Filipina, Mesir dan Mozambik.
"Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mereka terkait dengan perkembangan Indonesia," imbuhnya.
Para diplomat muda ini nanti akan dibawa ke kantor Kemenlu untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Selanjutnya akan dibawa bertemu dengan pejabat BUMN dan kemudian bertemu dengan para diplomat muda RI yang berada di Pusdiklat Kemenlu.
Setelah itu, mereka akan dibawa ke Yogyakarta untuk belajar mengenai budaya Indonesia. Di Yogya, para diplomat muda asing tersebut akan bertemu dengan Sultan Hamengkubuwono X.
Mereka juga akan dibawa ke Candi Borobudur, Candi Prambanan dan berdiskusi dengan para mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya para diplomat asing akan dibawa ke Surabaya untuk mengunjungi PT PAL dan pabrik Semen Gresik.
Lalu ke Bali untuk berdiskusi dengan Institute for Peace and Democracy, dan ke Desa Panglipuran untuk belajar mengenai ekonomi kreatif.
"Dengan kegiatan ini, kita ingin memberikan pengalaman dan pengetahuan sehingga nantinya mereka dapat memberikan masukan-masukan kepada pemerintahnya lebih jelas," kata dia.
"Dan bisa berpengaruh pada kebijakan yang mereka ambil menyangkut Indonesia," pungkas Azis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News