"Karena perang antara Arab Saudi dan Iran adalah awal dari bencana besar di kawasan. Kita pasti tidak akan membiarkan hal seperti itu," ujar Mohammad, seperti dikutip New York Times, Jumat (8/1/2016).
Dia menambahkan bahwa siapapun yang mendorong terjadinya perang antara Arab Saudi dan Iran adalah seseorang yang tidak waras.
Mohammad membela eksekusi massal yang dilakukan Arab Saudi dengan alasan orang-orang telah dihukum di pengadilan. Bagi Pangeran Mohammad menggambarkan proses peradilan tersebut adil dan transparan.
"Eksekusi Nimr tidak ada hubungannya dengan Iran dan dengan respon Iran tersebut mereka membuktikan tertarik untuk memperluas pengaruhnya atas negara-negara di kawasan," tambahnya.
Ketegangan Arab Saudi dan Iran bermula dari eksekusi Arab Saudi terhadap 47 orang terdakwa terorisme termasuk ulama Syiah terkemuka, Nimr al-Nimr.
Protes memuncak saat demonstran Iran yang membakar Kedutaan Arab Saudi di Teheran. Pada akhirnya Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
Mohammad juga membela peran Arab Saudi dalam konflik di Yaman, di mana persaingan dengan Iran telah diperburuk perang saudara yang dimulai tahun lalu.
PBB mengatakan bahwa sekitar 2.800 warga sipil telah tewas dalam konflik yang disebabkan serangan udara yang dipimpin koalisi Arab Saudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News