Talabani, yang mengalami stroke, dirawat di sebuah rumah sakit di Jerman setelah kesehatannya memburuk baru-baru ini dan ia menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit tersebut.
Talabani merupakan pemimpin veteran perjuangan Kurdi untuk mendapat hak menentukan nasib sendiri.
Dikutip dari Antara, Rabu 4 Oktober 2017, ia lahir pada 12 November 1933 di desa Kelka, di dekat kota Koy Sanjaq,Irak utara.
Talabani yang berusia 84 tahun itu merupakan negarawan Kurdistan terkemuka serta pendiri Persatuan Patriotik Kurdistan, yang merupakan salah satu dari dua partai berkuasa di wilayah otonomi Kurdi.
Talabani merupakan pejuang hak-hak Kurdi dan demokrasi di Irak selama lebih dari 50 tahun.
Talabani dikenal sebagai pembawa perdamaian Irak. Ia memainkan peranan penting dalam penyatuan negara itu pada masa-masa setelah pasukan internasional pimpinan Amerika Serikat menyerang Irak.
Kondisi kesehatan serta lamanya ia tak muncul di publik menyebabkan pengaruhnya menurun.
Talabani, sang pemimpin Kurdi, meninggal di tengah ketegangan tinggi yang berlangsung antara pemerintah Baghdad dan wilayah semiotonomi Kurdistan setelah wilayah Kurdi melangsungkan jajak pendapat kontroversial soal kemerdekaan Kurdistan dan wilayah-wilayah sengketa, termasuk Kirkuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News