Dua serangan ini menyoroti perjuangan negara Afrika Barat itu dalam menangani pemberontakan militan yang berkembang pesat belakangan ini.
Pemerintah menyebut serangan terhadap markas militer berupa jenis bom mobil. Sebuah pertemuan anti-terorisme kemungkinan adalah sasaran utama serangan.
Delapan anggota angkatan bersenjata tewas akibat ledakan dan serangan di Kedubes Prancis. Sementara 80 korban lainnya terluka, kata Menteri Keamanan Clement Sawadogo. Ia menambahkan delapan penyerang sudah ditembak mati.
"Kendaraan itu penuh dengan bahan peledak sehingga menyebabkan kerusakan besar," kata Sawadogo, seperti dikutip AFP, Sabtu 3 Maret 2018. Ia menambahkan bahwa ini adalah serangan "bunuh diri".
Tiga sumber dari pihak keamanan, dua di Prancis dan satu lagi di Afrika Barat, mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya 28 orang tewas serangan di markas militer.
Sumber di pemerintah Prancis menyebut tidak ada warganya yang menjadi korban.
"Negara kita sekali lagi menjadi target kekuatan gelap," kata Presiden Burkina Faso, Roch Marc Christian Kabore, dalam sebuah pernyataan.
Kekerasan dimulai pada medio pagi ketika tembakan senjata berat meletus di pusat ibukota Burkinabe, Ouagadougou. Saksi mata mengatakan lima orang bersenjata turun dari sebuah mobil dan menembaki pejalan kaki sebelum menuju Kedubes Prancis.
Pada saat yang sama, bom meledak di dekat markas tentara Burkinabe dan pusat kebudayaan Prancis, sekitar satu kilometer dari lokasi serangan pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id