"Peringatan ini dikeluarkan mengingat situasi di Sri Lanka masih membahayakan dan kemungkinan adanya serangan lagi dalam waktu dekat," bunyi pernyataan dari Israel, dikutip dari AFP, Jumat 26 April 2019.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah menawarkan bantuan kepada pihak berwenang Sri Lanka, usai serangan bom tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe memperingatkan bahwa ada potensi serangan lebih banyak dan besar di negara itu.
Situasi di Sri Lanka belum bisa dikatakan aman meski status darurat telah diturunkan satu tingkat. Ia juga mengimbau agar warga tetap berada di dalam rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
Akibat pengeboman beruntun pada Minggu Paskah 21 April kemarin, Keuskupan Agung Kolombo menangguhkan semua misa gereja Katolik hingga 29 April karena masalah keamanan.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kolombo juga mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk sementara waktu menjauhi tempat ibadah, seiring adanya peringatan dari pemerintah setempat.
Pemerintah Sri Lanka menyebut investigasi awal mengindikasikan serangan bom merupakan ‘balasan’ atas penembakan di dua masjid di Selandia Baru bulan lalu yang menewaskan 50 orang. Namun, pernyataan ini dibantah oleh Selandia Baru.
Penyelidikan terus dilakukan oleh otoritas Sri Lanka terkait pengeboman ini. Klaim serangan pun telah dinyatakan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS). Namun Sri Lanka menuding pengeboman ini dilakukan oleh kelompok militan lokal, NTJ (National Thowheeth Jama'ath).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id