Dubes al Busyra Basnur (kiri) bersama Presiden Universitas Hawassa Ayano Beraso Hula di kampus Universitas Hawassa, Hawassa, Ethiopia, Jumat 12 April 2019. (Foto: KBRI Addis Ababa)
Dubes al Busyra Basnur (kiri) bersama Presiden Universitas Hawassa Ayano Beraso Hula di kampus Universitas Hawassa, Hawassa, Ethiopia, Jumat 12 April 2019. (Foto: KBRI Addis Ababa)

Universitas Hawassa Ethiopia Tingkatkan Kerja Sama dengan RI

13 April 2019 14:02
Hawassa: Universitas Hawassa, salah satu Universitas terbaik di Ethiopia, akan meningkatkan kerja sama dengan Universitas di Indonesia. Kerja sama tersebut meliputi pertukaran mahasiswa dan dosen serta riset dan penelitian. Untuk itu, Presiden Universitas Hawassa dijadwalkan segera berkunjung ke Indonesia. 
 
Tahun lalu, pimpinan Universitas tersebut telah ke Indonesia dan bertemu sejumlah pimpinan universitas, di antaranya Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Bina Nusantara dan Universitas Gajah Mada.      
 
Hal itu diungkapkan Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, sebuah organisasi 55 negara Afrika bermarkas di Addis Ababa, setelah bertemu dengan Presiden Universitas Hawassa, Ayano Beraso Hula, di kampus Universitas tersebut di kota Hawassa, Jumat 12 April.

Hawassa adalah sebuah kota wisata yang terletak sekitar 300 kilometer selatan kota Addis Ababa. Di kota ini juga terdapat Hawassa Industrial Park tempat sejumlah perusahaan Indonesia melakukan aktivitas dan lebih 100 warga negara Indonesia bekerja.
 
Tahun 2014-2015, Universitas Hawassa dinyatakan sebagai Universitas terbaik di Ethiopia. Presiden Universitas, Ayano Berasso Hula, adalah mantan Wali Kota Hawassa yang juga pernah membawa kota Hawassa sebagai kota terbaik di Ethiopia.  
 
"Indonesia dan Ethiopia memiliki hubungan dan kerja sama yang baik di bidang pendidikan dan akan terus kita tingkatkan," kata Duta Besar Al Busyra Basnur, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Sabtu 13 April 2019.
 
Lebih lanjut Dubes Al Busyra mengatakan bahwa tahun 2014-2018 pemerintah Indonesia memberi beasiswa kepada mahasiswa Ethiopia, yakni masing-masing beasiswa Kemitraan Negara Berkembang 19 orang dan Beasiswa Darmasiswa 23 orang. 
 
"Minat mahasiswa Ethiopia untuk mengikuti Beasiswa Darmasiswa sebenarnya sangat tinggi, namun sering terbentur karena biaya tiket pergi dan pulang bagi peserta ke Indonesia ditanggung sendiri oleh peserta. Padahal Ethiopia adalah negara tergolong Least Developed Country yang perlu dibantu Indonesia sebagai negara yang ekonominya maju dan menjadi anggota G-20," kata Dubes Al Busyra. 
 
Sementara itu, pekan ini KBRI Addis Ababa telah mengirimkan nama-nama 23 calon penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang untuk tahun 2019.
 
"Saat ini calon penerima beasiswa tersebut sedang diproses Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebagai penyelenggara program. Mudah-mudahan lebih banyak lagi peserta dari Ethiopia diterima, mengingat Ethiopia juga menjadi negara penting bagi kerja sama dan kemitraan Indonesia - Afrika," tambah Dubes Al Busyra Basnur.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan