Amerika Serikat di bawah Presiden Trump telah mengakui kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan, sebuah langkah yang memicu kecaman dari komunitas global.
"Saya berjanji akan membangun sebuah komunitas yang diberi nama Trump," ujar Netanyahu di awal pertemuan rutin kabinet di Tel Aviv, dilansir dari laman AFP, Minggu 12 Mei 2019.
"Saat ini kita sudah memilih sebuah lokasi di Dataran Tinggi Golan. Proses pembangunannya sudah dimulai," lanjut dia.
Janji membangun permukiman 'Trump' telah disampaikan PM Netanyahu bulan lalu. Ia menyebut janji tersebut merupakan apresiasi Israel atas pengakuan AS atas Dataran Tinggi Golan.
Pada 25 Maret, Trump secara resmi mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Langkah ini memicu kemarahan internasional. Pasalnya, Dataran Tinggi Golan diketahui sebagai bagian dari Suriah.
Keputusan Trump tersebut diungkapkan dua pekan sebelum pemilihan umum Israel. Saat itu, Netanyahu kembali bertarung dalam bursa pemilihan PM Israel.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Timur Tengah 1967. Kemudian, mereka mencaploknya, sebuah langkah yang tak diakui sebagian besar masyarakat internasional.
Sekitar 20 ribu pemukim Israel tinggal di Golan. Sementara penduduk Suriah yang tinggal di wilayah pendudukan tersebut sebanyak 18 ribu.
Akhir pekan kemarin, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyerukan agar rezim Israel segera mundur dari wilayah Dataran Tinggi Golan. Seruan itu disampaikan OKI dalam sebuah surat untuk Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
surat OKI juga mengekspresikan kekhawatiran mendalam mengenai pengakuan AS terhadap kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan.
Baca: OKI Serukan Penarikan Rezim Israel dari Dataran Golan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
