Menurut seorang fotografer dari kantor berita AFP, dua ledakan terdengar di Riyadh.
Juru bicara koalisi Arab Saudi mengatakan sebuah misil balistik dari Yaman juga telah dicegat, beberapa jam sebelum adanya dua rudal yang melintas di langit ibu kota. Satu misil balistik itu dilaporkan bergerak menuju kota Jizan.
Pemberontak Houthi di Yaman dengan cepat mengklaim bertanggung jawab atas peluncuran misil terbaru, yang dikatakannya ditujukan kepada "Pelabuhan Kering Riyadh dan beberapa target ekonomi lainnya" dengan misil balistik Burkan 2H.
Melalui saluran televisi Al-Masirah TV, Houthi juga mengklaim serangan rudal ke arah Jizan.
Selama ini, Arab Saudi menuduh Iran sebagai pihak penyalur misil balistik ke Houthi. Riyadh melakukan intervensi militer dalam konflik Yaman pada 2015, dengan tujuan menghancurkan Houthi dan mendukung pemerintahan resmi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Houthi meningkatkan intensitas serangan misil terhadap Arab Saudi.
Serangan misil terbaru terjadi satu hari usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan mundur dari perjanjian nuklir Iran. Trump menilai perjanjian yang dibuat pada 2015 itu tidak meliputi pelarangan program misil balistik Teheran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News