Rencana ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir. Ketegangan antara kedua negara dipicu oleh eksekusi mati Arab Saudi terhadap 47 orang, termasuk seorang ulama Syiah ternama.
"Kami akan memutus lalu lintas udara dengan Iran. Warga Arab Saudi dilarang untuk bepergian ke sana (Iran)," ujar Menlu Jubeir, kepada Al Arabiya, seperti dikutip Xinhua, Selasa (5/1/2015).
Pengumumkan tersebut diutarakan satu hari setelah Arab Saudi mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran. Diplomat Iran pun diminta pergi dalam waktu 48 jam dari Negeri Kaya Minyak itu.
Reaksi ini dilakukan setelah warga Iran memprotes Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran, usai eksekusi mati terhadap 47 orang. Seorang ulama Syiah, Nimr al-Nimr turut dieksekusi oleh pemerintah Arab Saudi.
Nimr dianggap oleh Pemerintah Arab Saudi melakukan aksi terorisme dengan memicu protes anti-pemerintah pada 2011 dan 2012. Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya menganut paham Syiah, Iran pun marah besar dengan tindakan Arab Saudi yang mengeksekusi Nimr.
Arab Saudi sendiri mengecam Iran yang dianggap membiarkan serangan protes yang diarahkan kepada kedutaan besar mereka di Teheran dan konsulatnya di Mashhad.
Serangan terhadap perwakilan Arab Saudi di Iran turut dikecam oleh sekutu Arab Saudi. Bahrain dan Sudan memutus hubungannya dengan Iran, sementara Uni Emirat Arab menurunkan level hubungan diplomatiknya di Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News