Presiden Palestina Mahmoud Abbas tolak proposal perdamaian dengan Israel yang diajukan Amerika Serikat (AS). (Foto: AFP).
Presiden Palestina Mahmoud Abbas tolak proposal perdamaian dengan Israel yang diajukan Amerika Serikat (AS). (Foto: AFP).

Palestina Tolak Perdamaian Dibayar Rencana Investasi AS

Arpan Rahman • 24 Juni 2019 13:57
Ramallah: Ekonomi Palestina memang membutuhkan investasi tetapi sebelum digarap, harus ada solusi politik. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak rencana Amerika Serikat (AS) mengucurkan dana sebagai ganti perjanjian damai antara Israel dan Palestina.
 
Abbas menolak rencana Gedung Putih untuk mengucurkan lebih dari USD50 miliar ke Palestina. Gedung Putih menawarkan paket stimulus ekonomi yang bergantung pada perjanjian damai antara Israel dan Palestina pada Sabtu. Sembari mengatakan akan dipresentasikan pada konferensi dua hari pada pekan ini di Bahrain.
 
Namun Abbas berkata kepada pers asing dalam sebuah pengarahan bahwa Palestina tidak akan menerima kesepakatan atau menghadiri konferensi di ibu kota Bahrain, Manama.

"Kami tidak akan menerima ini dan kami tidak akan menghadiri acara di Manama. “Kami tidak mendorong siapa pun untuk pergi. Kami yakin bahwa konferensi tidak akan berhasil," tegasnya, dilansir dari UPI, Minggu 23 Juni 2019.
 
Dia katakan agar kesepakatan tercapai, komunitas internasional harus dilibatkan, termasuk Eropa, Rusia, PBB, dan Tiongkok, antara lain, ketika Palestina menolak Amerika Serikat sebagai satu-satunya mediator.
 
"Kami tidak akan menjadi budak atau pelayan (penasihat senior Gedung Putih) Jared Kushner, (perwakilan khusus AS untuk negosiasi internasional) Jason Greenblatt atau (Duta Besar AS untuk Israel) David Friedman," katanya.
 
"Mereka yang membuat keputusan dan kita tidak akan menerima ini atau membiarkan mereka mengatakan apa pun yang mereka inginkan," cetusnya.
 
Abbas mengatakan untuk memulai lagi perundingan, pemerintahan Trump harus mencabut pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel serta memindahkan kedutaannya kembali ke Tel Aviv.
 
Presiden Donald Trump pada 2017 membuat keputusan kontroversial dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara sambil memindahkan kedutaan Amerika Serikat ke sana dari Tel Aviv, menarik kritik negatif dari dunia Arab.
 
AS harus menerima solusi dua negara sebagai dasar penandatanganan perjanjian perdamaian, kata Abbas.
 
Dia juga mengatakan dia tidak khawatir jika negara-negara Arab lainnya berpartisipasi dalam konferensi Bahrain yang dipimpin AS.
 
Israel bertujuan membangun hubungan dengan negara-negara Arab lainnya terlebih dahulu dan kemudian mengabaikan Palestina, tetapi itu tidak akan terjadi, Abbas menambahkan.
 
"Tidak akan ada normalisasi dengan Israel sebelum ada solusi politik antara Palestina dan Israel," katanya.
 
Kesepakatan itu, diumumkan oleh Kushner, termasuk USD13,5 miliar dalam bentuk hibah, USD26 miliar dalam bentuk pinjaman berbunga rendah dan USD11 miliar dalam bentuk investasi modal swasta, dengan sebagian besar dana akan dihabiskan di Palestina dan sisanya untuk negara tetangga, Mesir, Lebanon, dan Yordania.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan