Menurut artikel di The Sudanese Media Center, Sabtu 21 Januari, personel RI yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian UNAMID itu ditangkap di bandara Al Fashir pada Jumat atas percobaan penyelundupan senjata beserta amunisi dan beberapa mineral berharga.
Barang selundupan meliputi senjata api dan amunisi, termasuk 29 senapan Kalashnikov, empat senjata, 6 GM3 dan 64 beragam jenis pistol.
UNAMID dilaporkan meluncurkan sebuah investigasi usai mengonfirmasi insiden, yang terjadi saat pasukan RI hendak bertolak pulang ke Tanah Air.
Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto memberikan keterangan saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin 23 Januari. "Dari kontingen Garuda dari TNI tidak ada (yang ditangkap)," ucapnya singkat tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pekan lalu, Kamis 19 Januari, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memimpin upacara pemberangkatan kontingen Garuda Bhayangkara II Formed Police Unit (FPU) IX ke Darfur, Sudan.
Kontingen FPU IX ini hasil rekrutmen dari 29 Polda dan empat satuan kerja Mabes Polri. Setelah lulus seleksi, mereka mendapat latihan yang meliputi kemampuan bahasa, teknis kepolisian, serta kemampuan menampilkan seni budaya khas Indonesia.
Sudan, Uni Afrika dan PBB sejak dua tahun terakhir telah menunda diskusi terkait kemungkinan ditariknya UNAMID dari Sudan barat. Situasi keamanan di sana sudah stabil, dan upaya pemerintah menghalau kekerasan suku juga dinilai berhasil, seiring banyaknya warga yang kehilangan tempat tinggal (IDPs) mulai kembali ke kampung halaman masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News