Perwakilan resmi PBB untuk masalah kemanusiaan di Irak, Bruno Geddo mengatakan bahwa saat ini kamp penampungan hanya cukup untuk memuat sekitar 180.000 orang saja.
"Ini cukup membuat PBB kebingungan. Kami sangat tidak puas ketika Anda masih memiliki hampir satu juta orang di dalam kota yang butuh tempat tinggal," ucap Geddo, seperti dikutip Belfast Telegraph, Kamis (8/12/2016).
Menurutnya, PBB telah belajar dari pengalaman saat kejadian Fallujah, di mana 65.000 orang melarikan diri dari kota pada Juni lalu, dan usaha kemanusiaan yang dilakukan PBB sangat luar biasa.
"Pasukan Irak muncul untuk melakukan yang terbaik dan menghindari agar warga sipil tak terluka. Saatnya PBB bergerak untuk mencarikan tempat tinggal bagi mereka," tuturnya.
Saat ini, musim dingin sudah dekat, serta harga air dan bahan bakar yang melambung membuat para pengungsi terlantar di tempat penampungan yang hanya cukup menampung sedikit warga.
Selasa 6 Desember kemarin, sekitar 82.000 orang telah melarikan diri dari kota sejak perebutan terhadap Mosul dimulai dari 17 Oktober lalu. Geddo menyebutkan, 81 persen dari mereka saat ini berada di kamp-kamp yang terletak 40 sampai 80 mil di luar Mosul.
"PBB sedang mempertimbangkan membangun kamp penampungan yang dekat ke kota, di mana bisa memberi keuntungan kepada para pengungsi," ungkapnya lagi.
Sementara, sebagian besar tanah di sekitar Mosul sudah terkontaminasi akibat perang. Di daerah lain, masyarakat lokal cenderung menolak mengungsi karena terdapat kuburan masal yang dinilai tak menghormati orang yang sudah meninggal.
Masalah lain adalah kurangnya dana di PBB. Sejauh ini, PBB hanya menerima sekitar USD142 juta yang ternyata masih dibutuhkan dana lebih banyak lagi untuk menangani pengungsi Mosul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News