Presiden Juan Carlos Varela mencoba bersikap tegas dalam menghadapi skandal Panama Papers yang melibatkan sebuah firma hukum bernama Mossack Fonseca. Panama Papers yang berisi data klien Mossack Fonseca didapat seorang sumber anonim, yang kemudian disebarkan ke berbagai media dunia oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) pada 3 April.
Seperti dilaporkan Associated Press, Rabu (6/4/2016), Presiden Varela mengatakan segala temuan komite investigasi yang beranggotakan sejumlah pakar internasional ini akan dibagikan kepada negara lain.
Berusaha keras mengendalikan kekacauan akibat Panama Papers, Presiden Varela membela negaranya dan mengatakan skandal ini merupakan "serangan media" dari beberapa negara kaya.
Sang Presiden menegaskan munculnya kasus Panama Papers merupakan strategi negara tertentu untuk memberikan stigma buruk kepada Panama.
Panama Papers adalah kumpulan 11,5 juta dokumen berukuran hingga 2,6 terabyte yang didapatkan seorang sumber anonim dari firma hukum Mossack Fonseca.
Klien menggunakan jasa Mossack Fonseca untuk menyimpan uang mereka via rekening atau perusahaan offshore. Salah satu tujuan dari pembuatan offshore ini adalah untuk menghindari kewajiban membayar pajak.
ICIJ mengatakan Panama Papers berisi data keuangan 140 politikus dan tokoh dunia, serta lebih dari 200 ribu perusahaan bayangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News