"Kami membuat tuntutan kami, kami mengambil langkah kami. Terserah Qatar bagaimana akan mengubah perilaku mereka. Jika tidak merubah, mereka akan tetap terisolasi," kata Jubeir, seperti dikutip Reuters, Rabu 28 Juni 2017.
"Jika Qatar ingin kembali ke Dewan Kerja sama Teluk, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan," tegas dia.
Sebaliknya, Doha menyanggah tuntutan tersebut di mana dari ke-13 tuntutan dari Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir tidak ada yang benar dan terkesan mengada-ada.
Qatar mengatakan, 13 tuntutan itu ditujukan untuk membatasi kedaulatannya.
Bertemu Rex Tillerson
Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dalam pertemuannya dengan Menlu Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, bahkan mengatakan bahwa negara-negara Teluk telah mempresentasikan "klaim yang tidak ada bukti".
"Tuntutan harus realistis dan dapat dilaksanakan serta dapat diterima," ucap al-Thani.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menerima kunjungan al-Thani di Kementerian Luar Negeri AS, kemarin. Dalam pertemuan tersebut, Tillerson berharap daftar tuntutan itu "masuk akal" dan dapat ditindaklanjuti.
"Beberapa tuntutan dari negara Teluk untuk Qatar akan membuat dua belah pihak sulit untuk bertemu. Harus ada dialog berkelanjutan," ungkap Tillerson.
5 Juni lalu, empat negara Teluk dan diikuti empat negara lainnya yaitu Libya, Yaman, dan Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Pemutusan hubungan diplomatik ini didasari karena Qatar dianggap mendukung kelompok terorisme dan "dekat" dengan Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News