Area kerja sama pendidikan tersebut, antara lain program pertukaran studi bisnis manajemen, ekonomi dan hubungan internasional.
Selain itu, perwakilan dari kampus-kampus ini juga membahas mengenai kolaborasi dalam program PhD. Melalui kemitraan ini, Universitas Brawijaya diminta untuk membantu menghidupkan kembali program Ph.D yang dulu sempat ada di salah satu kampus swasta terbesar di Senegal, Institut supérieur de management (ISM).
"KBRI Dakar akan terus membantu suksesnya kerja sama university-to-university dengan menjembatani komunikasi antara kedua kampus," kata Duta Besar RI untuk Senegal merangkap Gambia, Mansyur Pangeran.
Seperti keterangan tertulis dari KBRI Dakar kepada Medcom.id, Rabu 24 Januari 2018, ia juga menyambut baik MoU yang telah ditandatangani kedua rektor dari Brawijaya dan ISM pada 2017 silam dan berharap akan lebih banyak lagi mahasiswa dari Senegal khususnya ISM yang belajar ke Indonesia baik melalui skema UB-ISM maupun beasiswa Darmasiswa dan KNB.
Dubes Mansyur juga menyampaikan kendala bahasa yang seringkali dialami oleh mahasiswa Senegal dalam mengisi aplikasi online Beasiswa Darmasiswa dan KNB.
"Diharapkan dengan adanya skema UB-ISM akan memudahkan KBRI dalam menjaring mahasiswa-mahasiswa unggulan dari Senegal dengan komunikasi Bahasa Inggris yang memadai," ucap dia.
Dikatakan pula bahwa Universitas Brawijaya menawarkan tiga slot beasiswa untuk ISM dalam program Master dan Ph.D yang terdiri dari bebas biaya kuliah dan diberikan tunjangan bulanan serta tempat tinggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News