Korban, yang sehari-hari membawa berbagai barang melintasi perbatasan dua negara, dilarikan ke rumah sakit Fnideq namun meninggal dunia empat hari kemudian.
Seperti dikutip Middle East Monitor, Rabu 25 April 2017, investigasi dilakukan untuk menyelidiki kematian korban.
Sekelompok wanita yang dikenal sebagai Melilla atau porteadoras biasa membawa barang-barang berat antara Maroko dan Spanyol. Jika barang-barang itu dibawa ke Afrika Utara, maka akan dinyatakan bawaan pribadi dan tidak akan dikenakan pajak.
Barang-barang yang dibawa melintasi perbatasan itu beragam, mulai dari baju bekas, kain dan peralatan mandi.
Terdapat perdebatan mengenai apakah perdagangan semacam ini patut dilanjutkan atau tidak, mengingat faktor keamanannya dipertanyakan sejak lama.
Terdapat sejumlah kematian akibat pekerjaan kasar di antara perbatasan Maroko dan Spanyol. Kurang dari sebulan lalu, seorang wanita juga tewas terinjak-injak di perlintasan Bab Septa.
Paa Februari, otoritas Bab Septa memperketat aturan mengenai kondisi bekerja di pos perbatasan. Aturan itu meliputi batas berat dan dimensi barang bawaan serta kuota maksimal 4.000 pekerja per hari. Namun pengetatan aturan itu tidak cukup untuk menghentikan jatuhnya korban jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id