ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang melukai lebih dari 100 orang itu. Serangan terjadi seminggu sebelum Paskah dan sebelum Paus Francis dijadwalkan mengunjungi Mesir akhir bulan ini.
Pemboman pertama di Tanta, sebuah kota di Delta Nil, 100 km utara Kairo. Aksi yang terjadi di dalam Gereja St. George saat perayaan Minggu Palma menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai sedikitnya 78 orang, kata Kementerian Kesehatan.
Beberapa jam setelahnya, serangan bom kedua terjadi di Alexandria tepatnya di Gereja Saint Mark. Kejadian itu menewaskan 17 orang termasuk tiga polisi dan melukai 48 orang, tambah pihak kementerian.
Paus Tawadros, pemimpin Koptik tengah memimpin ibadah di Gereja Katedral Saint Mark saat ledakan terjadi. Beruntung, dia tidak terluka, kata Kemeterian Dalam Negeri.
"Tindakan ini tidak akan membahayakan persatuan dan kesatuan rakyat," kata Tawardos dikutip media pemerintah.
Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi telah memerintahkan pasukan untuk mengamankan fasilitas vital. Meski hal itu dinilai langka.
Sedang, Presiden AS Donald Trump mendukung Sisi untuk memberantas ekstremis. "Sangat sedih mendengan serangan teroris di Mesir. Amerika Serikat mengutuk keras serangan itu. Saya yakin Presiden Al Sisi akan mengatasi situasi ini dengan baik," kata Trump di twitter resminya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News