medcom.id, Sana'a: Wabah kolera yang membuat ribuan warga jatuh sakit di Yaman dalam tujuh bulan terakhir telah membunuh hampir 500 orang.
Wabah tersebut pertama kali dilaporkan pada Oktober dan kolera sudah diidentifikasi pada 19 provinsi. Dalam sebuah postingan Facebook, Selasa 30 Mei, United Nations Children's Fund (UNICEF) mengatakan sekitar 53.000 kasus telah diidentifikasi.
"Yaman berada dalam cengkeraman wabah kolera yang menyebar cepat," kata UNICEF, mencatat bahwa ratusan orang telah meninggal akibat 'diare berair yang akut'.
"Penduduk Yaman menghadapi satu lagi krisis kesehatan masyarakat yang dahsyat di tengah perang dan menghancurkan lapisan sosial," bubuhnya, seperti disitir UPI, Selasa 30 Mei 2017.
Badan tersebut mengatakan, 14.000 kasus baru telah didiagnosis dalam dua hari terakhir. Sana'a, ibu kota Yaman, termasuk di antara lokasi yang terkena dampak.
Hampir sepertiga dari kasus yang dicurigai melibatkan anak-anak di bawah usia 5 tahun, menurut UNICEF.
Pemerintah Yaman mengumumkan keadaan darurat dan telah memperingatkan bahwa kasus-kasus itu dapat meningkat jadi ratusan ribu pada akhir tahun jika upaya substansial untuk melawan bakteri tidak dilakukan.
Kolera adalah infeksi usus kecil oleh bakteri Vibrio cholerae, yang ditemukan di air laut dan sumber air yang tidak bersih lainnya. Penyakit ini menyebabkan diare berat, yang bisa mematikan karena cepat membuat dehidrasi pasien dan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang substansial. Kolera tidak jarang terjadi di Yaman.
Para pekerja kemanusiaan terus mengirimkan pasokan bantuan ke negara Timur Tengah dalam upaya berskala besar demi memerangi penyakit ini dan mencegahnya menyebar.
Sejumlah pejabat mengatakan meskipun ada banyak kasus, pertumbuhan tersebut tampaknya telah melambat dalam beberapa pekan terakhir.
Yaman juga ditimpa pertempuran ekstensif dalam perang saudara dua tahun, yang menurut pejabat hanya membuat kondisi kesehatan penduduk menjadi buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News