Ketegangan antara Hizbullah yang didukung Iran dengan musuh utamanya, Israel, meningkat tahun ini. Israel bertekad menggunakan segala cara untuk mencegah adanya perang baru dengan Hizbullah, setelah konflik bersenjata antar keduanya terjadi pada 2006.
Dalam sebuah pidato di hadapan para pengikutnya, pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, menyinggung mengenai pemerintah Israel.
"Pemerintah Israel tidak memiliki penilaian yang tepat mengenai konsekuensi dari perang ini jika pada akhirnya meletus," seru Nasrallah seperti dikutip AFP, Minggu 1 Oktober 2017. Ia juga merasa Israel tidak mengetahui bagaimana cara menghentikan perang tersebut jika benar-benar terjadi.
"Israel juga tidak tahu di mana perang itu akan terjadi, atau siapa-siapa saja yang berpartisipasi," lanjut dia, dalam sebuah acara Ashura. perayaan kaum Syiah dalam memperingati tewasnya cucu Nabi Muhammad, Imam Hussein, di Kerbala pada tahun 680.
Sebelumnya, Nasrallah pernah berkata bahwa jika terjadi perang antara Israel Suriah atau Lebanon, maka akan ada banyak pejuang asing yang berdatangan dari negara seperti Iran, Irak, Afghanistan, Yaman dan Pakistan.
Ia juga memperkirakan jika perang itu meletus, maka kemungkinan besar akan berlokasi di Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id