Para pemberontak ULIMO dibunuh, diperkosa, dimutilasi hingga mayatnya dimakan selama perang Liberia antara 1989 hingga 2003. Dia dipidana dengan tuduhan penipuan terkait imigrasi.
"Terdakwa melakukan tindakan kekerasan yang sangat kejam dan tidak dapat dipercaya," ujar Jaksa Penuntut AS William McSwain dalam pernyataan, seperti dilansir dari AFP, Jumat 20 April 2018.
Menurut jaksa, Jabbateh berbohong mengenai masa lalunya ke pihak berwenang AS. Dia meminta permohonan suaka pada 1998.
Jabbateh ditangkap pada Maret 2016. "Dia mendapat dua tuduhan, yaitu penipuan dalam dokumen imigrasi dan sumpah palsu," ungkap McSwain.
"Penuntutan ini satu-satunya pilihan kami di bawah hukum dan hukumannya paling tidak adil untuk para korbannya," imbuh dia.
Jabbateh bertanggung jawab atas hilangnya banyak nyawa dalam perang saudara di Liberia. Sebanyak 250 ribu orang tewas dengan keadaan mengenaskan kala itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News