Menurut situs berita Maroko Le360.ma dan majalah TelQuel, polisi setempat menyita dan menghancurkan ikan todak milik Mouhcine Fikri. Musim ini, otoritas Maroko melarang nelayan memancing ikan todak.
Tayangan yang beredar secara daring di Maroko memperlihatkan Fikri melompat ke dalam truk sampah untuk mengambil ikannya yang dipaksa dihancurkan petugas. Fikri pun tewas terkena mekanisme penggilingan truk sampah.
Dilansir Al Arabiya dari AP, Senin (31/10/2016), tewasnya Fikri di kota utara Hoceima memancing kemarahan di media sosial Maroko. Panggilan untuk protes diserukan di beberapa kota atas apa yang dilihat sebagai kekerasan polisi.
Raja Mohammed VI telah meminta digelar penyelidikan secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Keamanan Nasional Maroko mengeluarkan pernyataan yang menyangkal polisi lokal terlibat dalam kematian Fikri. Pihak berwenang belum mengomentari kondisi tewasnya korban.
Kementerian Dalam Negeri menyatakan dalam sebuah pernyataan, Minggu 30 Oktober, bahwa Raja Mohammed VI meminta Mendagri Mohammed Hassad untuk secara pribadi mengunjungi keluarga Fikri dan untuk memastikan penyelidikan "yang teliti."
Perdana Menteri Abdelilah Benkirane merilis sebuah pernyataan, Sabtu 29 Oktober, mengaturkan belasungkawa atas kematian Fikri, namun mendesak anggota dan pendukung partainya menahan diri dari partisipasi dalam demonstrasi.
Mendagri Maroko, Mohamed Hassad, mengutuk insiden itu dan bersumpah mengadakan penyelidikan untuk "memastikan keadaan sebenarnya atas tragedi itu dan menghukum mereka yang bertanggung jawab".
"Tidak ada yang berhak memperlakukan dia seperti ini. Kami tidak dapat menerima polisi bertindak tergesa-gesa, marah atau dalam kondisi yang tidak menghormati hak-hak rakyat," katanya kepada AFP.
Prosesi pemakaman Fikri dipimpin oleh selusin supir yang mengemudi mobil-mobil mereka -- termasuk taksi -- dan demonstran mengibarkan bendera Berber.
Ambulans menuju ke daerah Imzouren sekitar 20 kilometer di tenggara dari kota, di mana Fikri dimakamkan, sore hari.
Tapi aktivis HAM mengatakan kepada AFP bahwa pihak berwenang memaksa penjual ikan untuk menghancurkan beberapa kotak ikan todak. Penangkapan ikan todak menggunakan jaring besar adalah ilegal.
"Tangkapan itu bernilai uang besar," kata Fassal Aoussar, dari cabang lokal Asosiasi Hak Asasi Manusia Maroko (AMDH).
"Penjualnya menjatuhkan dirinya sendiri setelah ikan dihancurkan oleh mesin," katanya. "Semua orang Rif terkejut dan marah."
Mendiang Fikri berasal dari etnis Berber yang disebut Rif. Orang-orang Rif dalam kelompok etnis Berber mayoritas menghuni kawasan Maroko utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id