Presiden Terpilih Somalia Mohamed Abdullahi Farmajo - REUTERS/Feisal Omar
Presiden Terpilih Somalia Mohamed Abdullahi Farmajo - REUTERS/Feisal Omar

Mantan PM Somalia Warga Amerika Terpilih jadi Presiden

Renatha Swasty • 09 Februari 2017 03:15
medcom.id, Mogadishu: Mantan Perdana Menteri Somalia Mohamed Abdullahi Farmajo, yang memegang kewarganegaraan Amerika Serikat terpilih sebagai Presiden, Rabu 8 Februari 2017 waktu setempat. Dia bersumpah bakal menindak korupsi dan militan Al-Shabaab. 
 
Pria berusia 55 tahun yang berasal dari klan Darod itu menang setelah petahana Hassan Sheikh Mohamud harus mengakui kekalahan di putaran kedua pemungutan suara oleh anggota parlemen. 
 
"Ini adalah awal dari persatuan bagi bangsa Somalia, awal memerangi Shabaab dan korupsi," kata Farmajo panggilan karibnya setelah dinyatakan menang dalam proses pemilihan yang panjang dan berlarut di tengah konflik, dikutip dari AFP, Kamis 9 Februari 2017. 

Warga sipil turun ke jalan dan tentara melepas tembakan sebagai tanda perayaan di ibu kota Mogadishu yang telah sepi selama dua hari dengan jalan dan sekolah ditutup dan warga diminta tinggal di dalam rumah karena takut serangan oleh militan Shabaab. 
 
Pengungsi Somalia di Dadaab, kamp pengungsi terbesar di Kenya Timur meletus dengan sukacita dan menyayikan lagu kebangsaan ketika mendengar Farmajo menang, kata koresponden AFP. 
 
"Waktu telah tiba bagi kita Somalia. Saya berterima kasih kepada Tuhan. Dia adalah orang yang kita butuhkan, dia peduli pada kita, dia peduli pada rakyat miskin laki-laki dan perempuan," kata Anfi Kasim, 60, yang sudah tinggal di kamp sejak 1992. 
 
Setelah enam jam dan dua putaran pemungutan suara, 21 calon presiden bertarung dan menyisakan dua politikus veteran. 
 
Farmajo gagal memenangkan dua pertiga suara yang dibutuhkan, tapi dia mendapat suara dari 184 orang sedang Mohamud mendapat 97 suara. 
 
Ayah dari empat anak itu menjabat sebagai perdana menteri hanya delapan bulan antara 2010 sampai 2011 dan digulingkan dalam kesepakatan untuk membentuk pemerintahan baru dan menunda pemilu tahun itu. 
 
Namun beberapa gerakannya seperti menerapkan pembayaran reguler untuk tentara diterima dengan baik dan banyak pendukung turun ke jalan di Mogadishu untuk memprotes penghapusan itu. 
 
Farmajo lahir dari keluarga yang tinggal di ibu kota wilayah Gedo Selatan dan pindah ke Amerika Serikat di mana ia belajar sejarah dan ilmu politik di Universitas Buffalo. 
 
Dia kemudian bekerja di kementerian luar negeri dan menjadi diplomat di Washington sebelum runtuhnya rezim militer Siad Barre pada tahun 1991 yang menyebabkan perang sipil dan puluhan tahun anarki di Somalia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan