"Pasukan mulai bergerak ke arah musuh," kata sumber Kementerian Pertahanan Irak, Sabtu 18 Februari.
Faktanya, para militan hidup di bawah pengepungan di Mosul barat bersama sekitar 650.000 warga sipil, setelah pasukan yang didukung Amerika Serikat (AS) mengunci kota terbesar kedua Irak. Koalisi memaksa ISIS menyingkir dari sebelah timur pada tahap pertama serangan yang dilancarkan bulan lalu.
Selebaran yang diterbitkan di media sosial Kemenhan Irak menyebutkan pasukan sudah mulai maju menuju Mosul barat.
"Angkatan bersenjata Anda maju ke arah sisi kanan," tulis salah satu selebaran, mengacu pada sisi barat kota Irak utara.
"Bersiaplah bekerja sama dengan angkatan bersenjata, seperti saudara Anda di kawasan kiri telah lakukan untuk mengurangi dampak bencana dan mempercepat kemenangan," tulis selebaran lainnya.
Terdapat selebaran berisi peringatan kepada ISIS agar "meletakkan senjata dan menyerah", kata Kemenhan dalam sebuah pernyataan, seperti disitir Reuters, Minggu 19 Februari 2017.
.jpg)
Bendera hitam khas ISIS
Serangan mengusir ISIS dari Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dimulai pada Oktober. Kelompok Sunni garis keras tersebut mendeklarasikan kekhilafahan pada 2014 yang juga meliputi kawasan Suriah.
Kekalahan ISIS di Mosul akan efektif membebaskan separuh Irak dari "kekhilafahan ISIS".
Mosul menjadi kota terbesar yang diduduki ISIS di kedua negara dan secara de facto ibu kotanya di Irak. Raqqa adalah ibu kota ISIS di Suriah.
Lebih 400.000 penduduk sipil kemungkinan mengungsi akibat serangan selagi warga Mosul barat menderita kekurangan makanan dan bahan bakar dan pasar ditutup, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Irak Lise Grande mengatakan kepada Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News