Menurut keterangan seorang sumber di Kementerian Pertahanan Suriah kepada kantor berita TASS, Kamis 19 April 2018, kedua misil itu sudah diserahkan ke Rusia.
"Kedua misil dalam kondisi baik. Misil-misil ini diserahkan ke perwira Rusia," ujar sumber tersebut, menambahkan bahwa keduanya dikirim ke Rusia dengan menggunakan sebuah pesawat terbang pada 18 April.
TASS belum mendapat konfirmasi resmi mengenai informasi ini dari Kemenhan Rusia.
Pada 11 April, Presiden AS Donald Trump menuliskan di Twitter bahwa Rusia harus bersiap atas serangan misil di Suriah. Trump mengklaim misil AS akan berada dalam kondisi "baik dan baru serta pintar."
Tiga hari setelahnya, AS bersama Inggris dan Prancis melancarkan serangan ke Suriah. Serangan merupakan respons atas dugaan penggunaan senjata kimia di Douma pada 7 April.
Rusia mengaku tidak memercayai adanya serangan gas kimia di Douma, karena informasi itu datang dari grup relawan White Helmets. Selama ini, Moskow menganggap White Helmets sering membuat klaim palsu.
Sementara itu tim keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dilaporkan diberondong tembakan saat tiba di Douma. Tim terpaksa mundur ke markas mereka di Damaskus.
Tim PBB bertugas mengamankan Douma sebelum pakar dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia atau OPCW dapat memasuki kota tersebut.
Kantor berita SANA mengklaim OPCW telah masuk ke Douma. Namun Kepala OPCW Ahmet Uzumcu mengatakan timnya belum bisa masuk ke Douma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News