“Presiden dijadwalkan untuk berkunjung selama sehari di Rusia pada 5 Maret nanti,” ungkap pernyataan pihak Kepresidenan Turki, seperti dikutip AFP, Senin, 2 Maret 2020.
Turki memberi konfirmasi pada Minggu kemarin bahwa mereka telah memulai operasi militer terhadap pasukan Suriah yang didukung Rusia. Operasi dilakukan menyusul meningkatnya bentrokan di kubu pemberontak Idlib.
Ankara, yang mendukung kelompok di provinsi tersebut, berhasil menewaskan 18 prajurit Suriah dalam serangan drone pada Minggu 1 maret kemarin. Serangan ini juga berhasil menjatuhkan dua pesawat Pemerintah Suriah.
Begitupun, Turki bersikeras menghindari perseteruan langsung dengan Moskow. Kedua negara diketahui berbagi hubungan pertahanan dan perdagangan yang signifikan.
Walaupun berlawanan dalam konflik di Suriah, Turki dan Rusia pernah bekerja sama sebelumnya. Mereka meraih persetujuan di Sochi pada 2018 lalu yang membuat Turki mendirikan 12 pos observasi militer di Idlib untuk mencegah serangan dari Suriah dan datangnya pengungsi ke teritori Turki.
Namun Suriah dan Rusia terlihat semakin kukuh untuk kembali memenangkan kuasa atas area tersebut dan sebuah serangan yang dilancarkan Desember lalu telah memaksa hampir 1 juta penduduk untuk mengungsi. Selain itu terjadi semakin banyak perseteruan antar pasukan Turki dan Suriah. (Flory Ambarita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News