Salah satu tuntutan tersebut adalah segera menghentikan siaran Al Jazeera dan stasiun televisi serta media online yang menjadi afiliasinya.
"Media tersebut tidak berimbang dan berhubungan dengan organisasi teroris, khususnya Ikhwanul Muslimin, ISIS, Al Qaeda dan Hizbullah Libanon," sebut pernyataan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang sudah diterjemahkan Associated Press dari Bahasa Arab ke Bahasa Inggris.
Sebelumnya, akun Twitter Aljazeera yang berbahasa Arab pun sempat ditangguhkan, walaupun akhirnya bisa diperbaiki kembali. Kejadian ini berlangsung setelah negara-negara Teluk memutus hubungan diplomatik dengan Qatar.
Dalam 13 poin tuntutan, negara-negara tersebut menuntut agar Qatar memutuskan semua hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan kelompok lain, termasuk kelompok Hizbullah, al-Qaida dan ISIS.
Menurut daftar itu, Qatar juga harus menolak untuk menaturalisasi warga negara asal empat negara dan mengusir orang-orang yang saat ini berada di Qatar, dalam apa yang digambarkan oleh negara-negara tersebut sebagai upaya mencegah Qatar mencampuri urusan dalam negeri mereka.
Mereka juga menuntut agar Qatar menyerahkan semua individu yang diinginkan keempat negara untuk terorisme tersebut; berhenti mendanai entitas ekstremis yang ditunjuk sebagai kelompok teroris oleh AS; dan memberi informasi rinci tentang tokoh oposisi yang didanai Qatar.
Terkait Iran, dokumen tersebut menyebutkan Qatar harus menutup jabatan diplomatik di Teheran, mengusir anggota Garda Revolusioner dari Qatar, dan hanya melakukan perdagangan dengan Iran yang mematuhi sanksi AS.
Berdasarkan kesepakatan nuklir 2015, sanksi terkait nuklir terhadap Iran telah berkurang, namun sanksi lainnya tetap berlaku.
Jika setuju untuk mematuhi daftar tuntutan, maka Qatar akan diaudit setiap sebulan sekali untuk tahun pertama, dan kemudian sekali per kuartal di tahun kedua. Selama 10 tahun berikutnya, Qatar akan terus dipantau apakah masih patuh terhadap aturan atau tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News