Jubeir mengatakan kepada surat kabar Suddeutsche Zeitung pada Selasa 21 Februari 2017 bahwa pasukan Arab Saudi dapat memerangi ISIS bersama pasukan khusus Amerika Serikat (AS) dengan dibantu pejuang lokal Arab Kurdi.
Selain mengalahkan ISIS, tujuan Arab Saudi mengirim pasukan adalah memastikan "area-area yang direbut tidak jatuh ke tangan Hizbullah, Iran atau rezim Suriah." Riyadh menyebut area-area yang direbut kembali dapat diserahkan ke oposisi.
Sebelumnya Jubeir mengekspresikan optimismenya bahwa Presiden AS Donald Trump akan lebih memerhatikan kawasan Timur Tengah, terutama untuk menahan laju Iran yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemberontak Houthi di Yaman.
Februari lalu, seorang juru bicara militer Arab Saudi mengklaim siap mengirim pasukan darat ke Suriah jika para pemimpin koalisi AS sepakat.
Ahmed Asiri mengatakan Arab Saudi telah berkontribusi lewat serangan udara terhadap ISIS sejak operasi koalisi AS dimulai pada September 2014.
Arab Saudi sejak lama telah mendukung oposisi Suriah yang memerangi pasukan rezim Assad.
Desember tahun lalu, AS mengumumkan sekitar 200 tentara Negeri Paman Sam sudah ada di Suriah untuk membantu pejuang Kurdi dan Arab merebut kembali Raqqa, kota yang diklaim ISIS sebagai markas besar mereka.
Sekitar 300 prajurit AS juga telah berada di Suriah untuk membantu Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News