Bencana kelaparan ini merupakan imbas dari memburuknya kekeringan di seantero Kenya.
Kenya adalah satu dari beberapa negara Afrika Timur yang mengalami krisis makanan. Negara lainnya adalah Ethiopia, Sudan Selatan dan Somalia.
Di luar kawasan tersebut, Yaman dan Nigeria juga menghadapi musibah kelaparan, yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai krisis kemanusiaan terburuk sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Seperti banyak negara tetangganya, Kenya menderita akibat tidak datangnya musim hujan selama dua kali berturut-turut. Hal tersebut memukul telak sektor pertanian Kenya. Harga bahan pokok meroket, dan memicu inflasi ke angka sembilan persen pada Februari.
"Situasi semakin memburuk di setiap harinya. Angka rata-rata malnutrisi di kalangan anak-anak terus meningkat. Anak-anak jatuh sakit, dan kesejahteraan banyak keluarga terpukul akibat matinya ribuan hewan ternak mereka," ujar Abbas Gullet, sekretaris jenderal Masyarakat Palang Merah Kenya, seperti dikutip AFP.
"Warga semakin sulit mendapatkan air. Mereka harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air untuk keluarga," sambung dia.
Palang Merah Internasional memperkirakan jumlah warga Kenya yang kelaparan dapat meningkat hingga empat juta dalam beberapa pekan ke depan.
Lebih dari 340 ribu anak di bawah usia lima tahun di Kenya juga saat ini mengalami atau akan terkena malnutrisi akut.
"Kami kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan wilayah yang terkena bencana di Kenya," kata Fatoumata Nafo-Traore, direktur regional Federasi Palang Merah Internasional cabang Afrika.
"Pesan kami sederhana: organisasi kemanusiaan membutuhkan sumber daya untuk merespons bencana ini. Jika tidak, ribuan orang mungkin akan tewas, dan anak-anak akan menderita sepanjang hidup mereka," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News