Otoritas Turki bersiaga penuh setelah terjadinya serangkaian pengeboman yang dituding dilakukan kelompok militan Islamic State (ISIS) dan militan Kurdi sepanjang tahun ini.
Pihak berwenang di ibukota Ankara melarang pertemuan publik bulan ini karena takut akan terjadinya serangan baru. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah mendesak warganya untuk berhati-hati saat berkunjung ke Turki.
Penyebab ledakan, yang terjadi hanya beberapa kilometer dari bandara di Antalya, resor wisata utama di pantai Mediterania, belum diketahui pasti. Pada Agustus, dua roket menghantam fasilitas komersial dekat kota resor di provinsi ini, namun tidak menimbulkan korban.
"Ini bisa jadi sebuah ledakan yang disebabkan oleh kecelakaan. Informasi awal menunjukkan tidak ada korban yang terancam jiwanya," kata Wali Kota Antalya Menderes Turel kepada penyiar CNN Turki, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (25/10/2016).
Asap terlihat membumbung dari sisa-sisa sebuah kendaraan di tempat parkir di luar kompleks kamar dagang dan industri. Kendaraan di sekitarnya rusak. Ledakan merusak bangunan dan menghancurkan beberapa jendela.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket Agustus silam. Namun pemberontak Kurdi dan militan sayap-kiri telah melakukan aksi serupa, sebagian besar untuk melawan pasukan keamanan, di masa lalu.
Pada Agustus, seorang pelaku bom bunuh diri yang diduga memiliki hubungan ISIS menewaskan sedikitnya 50 orang dalam serangan terhadap pesta pernikahan di tenggara kota Gaziantep. Sementara tiga tersangka pelaku bom bunuh diri ISIS menewaskan lebih dari 40 orang lewat serangan pistol dan bom di bandara utama Istanbul pada Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News