Dalam wawancara dengan PBS, Pompeo membela keputusan mengejutkan Trump untuk menarik kembali pasukan AS. Dia menambahkan bahwa Turki memiliki 'masalah keamanan yang sah' dan 'ancaman teroris di selatan mereka'.
Dia mengatakan laporan bahwa AS telah mengizinkan Turki meluncurkan serangan itu "hanya salah".
"Amerika Serikat tidak memberi Turki lampu hijau (untuk melalukan serangan),” tegas Pompeo, seperti dikutip BBC, Kamis, 10 Oktober 2019.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan tujuannya adalah untuk ‘mencegah terciptanya koridor teror' di perbatasan.
Pasukan Turki berencana untuk membuat ‘zona aman’ dibersihkan dari milisi Kurdi yang juga akan menampung pengungsi Suriah.
Pasukan pimpinan Kurdi bersumpah untuk melawan serangan dan telah bentrok dengan pasukan Turki.
Suku Kurdi -,yang membantu mengalahkan kelompok Negara Islamic State (ISIS) di Suriah dan merupakan sekutu penting AS dalam pertempuran itu,- menjaga ribuan anggota ISIS dan kerabat mereka di penjara dan kamp di daerah-daerah di bawah kendali mereka. Tidak jelas apakah mereka akan terus melakukannya jika pertempuran pecah.
Militer AS mengatakan telah menahan dua tahanan Inggris yang terkenal karena peran mereka dalam sel ISIS yang menyiksa dan membunuh hampir 30 sandera Barat.
Kedua pria itu, El Shafee Elsheikh dan Alexanda Kotey, adalah bagian dari sel Inggris yang dijuluki The Beatles. Mereka sekarang telah dipindahkan dari penjara yang dijalankan oleh milisi yang dipimpin Kurdi di Suriah utara.
Sementara dalam serangan pertama Turki ke wilayah timur laut Suriah sudah menewaskan 15 jiwa. Dikabarkan delapan dari 15 orang yang tewas itu adalah warga sipil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News