Stasiun televisi milik Arab Saudi, Al-Arabiya yang mengutip keterangan sejumlah sumber dari Kongres Rakyat Umum mengatakan, mantan presiden itu baru saja memutuskan memihak sekutu pimpinan Arab Saudi dalam perang Yaman.
Sementara itu, video dari kelompok Houthi menunjukkan sesosok mayat, yang diduga jenazah Saleh.
Stasiun radio dikuasai pemerintahan Houthi adalah yang pertama melaporkan kematian Salah. Namun, pada saat itu, Kongres Rakyat Umum membantah kabar tersebut, dengan menyatakan bahwa ia masih memimpin pasukan di Sanaa.
"Pada Senin pagi, pasukan Houthi menghancurkan rumah Saleh di Sanaa," kata warga setempat sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa 5 Desember 2017.
Sementara itu, serangan dari udara dari koalisi internasional pimpinan Saudi, yang juga didukung oleh Amerika Serikat dan persenjataan negara-negara Barat, telah menewaskan ratusan warga sipil namun gagal mendapatkan kemajuan berarti dalam perang untuk mengembalikan kekuasaan Presiden Abdurrabbu Mansour Hadi.
Pasukan Saleh, yang pada awalnya merupakan sekutu Houthi, terus terdesak oleh kelompok milisi tersebut pada hari keenam perang dalam kota yang menewaskan sedikitnya 125 orang dan meluakai 238 lainnya, demikian data dari Komite Internasional Palang Merah.
PBB sendiri mendesak agar perang dihentikan sementara demi tujuan
kemanusiaan pada jam 10.00 sampai 16.00 waktu setempat, agar para warga sipil bisa mencari perlindungan.
Koordinator humaniter PBB di Yaman, Jamie McGoldrick, mengatakan bahwa
jalanan di Sanaa telah menjadi "medan pertempuran" dan para pekerja kemanusiaan "masih terkepung".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News