Warga Suriah yang terluka akibat serangan di Ghouta, dibawa oleh tim medis (Foto: AFP).
Warga Suriah yang terluka akibat serangan di Ghouta, dibawa oleh tim medis (Foto: AFP).

Petugas Medis Suriah Alami Intimidasi Ekstrem

Arpan Rahman • 18 April 2018 14:40
Douma: Kepala badan bantuan medis terbesar di Suriah mengklaim bahwa para petugas medis yang menanggapi dugaan serangan gas di Douma telah mengalami 'intimidasi ekstrem' oleh pejabat Suriah. Pengintimidasi menyita sampel biologi, memaksa mereka meninggalkan pasien, dan mendesak agar mereka tetap bungkam.
 
Dr Ghanem Tayara, direktur Persatuan Perawatan Medis dan Organisasi Bantuan (UOSSM) berkata, dokter yang bertanggung jawab merawat pasien dalam beberapa jam menyusul serangan 7 April sudah diberitahu bahwa keluarga mereka akan berada dalam risiko jika mereka memberi kesaksian publik tentang apa yang terjadi.
 
Sejumlah dokter yang berbicara kepada Guardian pekan ini mengaku intimidasi dari rezim meningkat dalam lima hari terakhir, jangka waktu yang bertepatan dengan kedatangan di Damaskus dari tim dari Organisasi untuk Pencegahan Senjata Kimia (OPCW). Tim OPCW bertujuan memastikan apakah senjata kimia digunakan. Semua petugas medis bersikeras anonim, mengutip rasa cemas akan hidup mereka dan orang-orang dari keluarga mereka.
 
"Ada penyebaran keamanan yang sangat ketat di lapangan sejak serangan itu dan mereka telah menargetkan dokter dan petugas medis dengan cara yang sangat mudah," kata Tayara, dokter yang dulu berbasis di Birmingham, sekarang di Turki di mana dia mengawasi keberangkatan dari Suriah dari beberapa petugas medis Douma.
 
"Setiap petugas medis yang mencoba meninggalkan Douma digeledah dengan terperinci, terutama untuk sampel. Pada satu titik medis, tujuh korban dibawa pergi. Polisi militer Rusia terlibat jauh. Mereka mengarahkan beberapa pemeriksaan," cetusnya, seperti dikutip Guardian, Rabu 18 April 2018.
 
"Mereka melihat-lihat pesan dan telepon WhatsApp terperiksa. Para dokter diperlakukan dengan kasar dan terancam sejak itu. Keluarga mereka sudah terancam bahwa mereka akan membayar harganya dan mereka sendiri telah mengatakan bahwa mereka akan ditangkap, dan banyak lagi jika mereka memberikan bukti, atau wawancara tentang apa yang terjadi di Douma," tambahnya.
 
Pengakuan dari responden dan saksi tangan pertama sangat penting demi membangun gambaran tentang apa yang terjadi di Douma sekitar pukul 19.30 waktu setempat, 7 April. Ketika, di tengah rangkaian serangan udara yang berkepanjangan, petugas medis di daerah tersebut mengatakan bahwa mereka menangani sejumlah pasien, banyak di antaranya menunjukkan gejala paparan gas saraf.
 
Mantan perwira senior dalam program senjata kimia militer Suriah, Brigadir Zaher al-Saket, yang minggat pada 2013, mengatakan bahwa penduduk Douma yang bekerja dengannya telah mengubur sekitar 50 mayat di sebuah tempat yang dirahasiakan di daerah itu. Ia berharap lokasi itu dapat ditemukan kembali. Digunakan buat mengkonfirmasi kecurigaan bahwa sejumlah bentuk gas saraf digunakan dalam serangan.
 
OPCW berpacu melawan waktu buat mengumpulkan sampel dari lokasi serangan, sebuah rumah berlantai tiga di Douma, di mana sejumlah orang tewas di ruang bawah tanah. Jerry Smith, yang membantu mengawasi penarikan yang dilakukan OPCW terhadap banyak tumpukan sarin Suriah pada 2013, mengatakan sampel gas saraf dengan cepat menurun dalam kondisi lingkungan normal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan