"Truk kehilangan kendali saat akan menuruni jalan dari ibukota, Nairobi, ke Naivasha, Sabtu 10 Desember malam," kata Mwachi Pius Masai, wakil direktur dan petugas komunikasi untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
"Ini insiden bahan kimia yang serius," kata Masai seperti dilansir CBS News, Senin (12/12/2016). "Polisi dan tim penyelamat lainnya masih di tempat kejadian, membersihkan puing-puing."
Sebelas kendaraan ikut terbakar dan terus membara. Areal di sekitar lokasi kecelakaan hangus. Warga sekitar lokasi tampak bingung. Beberapa dari mereka mengambil foto kejadian dan juga swafoto. "Truk melaju dalam kecepatan tinggi dan kehilangan kontrol setelah melewati polisi tidur, kemudian menyeruduk mobil yang datang dari arah depan," kata saksi Peter Kimani.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengeluarkan pernyataan menyebut insiden itu sebagai, "kecelakaan yang seharusnya bisa dihindari. Truk tangki yang bertanggung jawab atas kecelakaan maut ini seharusnya tidak berada di jalan tertentu pada jam itu."
Ia mendesak "instansi terkait jawab untuk menegakkan aturan lalu lintas dan menyelidiki pelanggaran tragis ini."

Wapres William Ruto mengunjungi lokasi kecelakaan di Naivasha. (Foto: AFP)
Kenyatta berkata bahwa sebelas dari semua korban tewas merupakan petugas Badan Layanan Umum yang bertugas melindungi orang-orang penting, termasuk kepala negara.
Kenya telah berupaya mengurangi meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya karena semakin banyaknya pemilik kendaraan bermotor. Pada 2013, pemerintah kembali memperkenalkan sebuah perangkat yang digunakan polisi untuk mengukur kadar alkohol pengemudi demi menekan angka kecelakaan.
Menurut Otoritas Transportasi dan Keselamatan National Kenya, 1.574 orang meninggal dalam kecelakaan di jalan pada semester pertama tahun ini, 86 kematian lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News