Seperti dilansir dari BBC, Selasa 14 Agustus 2018, pemakaman massal dilakukan di Saada, salah satu markas pemberontak Houthi di Yaman utara.
Massa meneriakkan protes terhadap Arab Saudi, yang diduga berada di balik serangan udara terhadap sebuah bus berisi anak-anak itu. Sejak 2015, Arab Saudi memimpin koalisi dalam memerangi Houthi di Yaman.
Koalisi Arab Saudi awalnya mengatakan serangan udara tersebut memiliki legitimasi. Namun selang beberapa waktu, koalisi mengaku akan menyelidiki dampak dari serangan tersebut.
Baca: Arab Saudi Selidiki Serangan yang Tewaskan Puluhan Anak-Anak
Otoritas lokal menyebut 51 orang -- termasuk 40 anak-anak -- tewas dalam serangan udara terhadap sebuah bus di Dahyan, provinsi Saada, pada Kamis pekan lalu.
Sebagian besar anak-anak berusia antara 10 dan 13 tahun.
Houthi melabeli serangan udara itu sebagai "kejahatan oleh Amerika (Serikat) dan para sekutunya terhadap anak-anak di Yaman."
Selama ini, koalisi pimpinan Arab Saudi menerima bantuan logistik serta data intelijen dari AS, Inggris dan Prancis.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan "investigasi independen" terhadap serangan udara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News