Sejumlah faksi dalam PMF yang didukung Iran juga mengancam akan "memulangkan prajurit Amerika dalam peti mati" jika warga AS tidak mendesak pemerintah mereka dalam menarik semua personel militer dari Irak.
Pernyataan PMF terucap usai Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan kepada Duta Besar AS bahwa Washington harus mau bekerja sama demi mencegah terjadinya "perang terbuka" dengan Iran.
"Kami tidak memiliki batasan mengenai balas dendam (terhadap AS)," ujar faksi PMF kepada The Independent, Selasa 7 Januari 2020.
PMF mengancam akan menyerang semua personel militer AS di Irak. Namun mereka mengingatkan serangan mungkin akan melebar ke warga sipil AS jika Negeri Paman Sam kembali memilih Trump sebagai presiden.
"Pesan kami kepada semua warga Amerika adalah, Anda semua harus menekan pemerintahan Trump untuk menarik pasukan dari Irak," tegas Jawad Al Telbawi, komandan sekaligus juru bicara sebuah faksi di PMF.
Senin kemarin, Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei beserta ribuan warga Iran melaksanakan salat jenazah di hadapan peti mati Soleimani. Di tengah pelaksanaan salat, Khamenei meneteskan air mata.
Menurut laporan koresponden AFP, salat jenazah untuk Soleimani dilaksanakan di Universitas Teheran. Ribuan warga yang ingin ikut salat jenazah berdatangan sembari memegang foto Soleimani.
Khamenei didampingi beberapa tokoh, yakni anak Soleimani, tokoh pengganti kepala Quds Force Esmail Ghaani, Presiden Hassan Rouhani, ketua parlemen Iran Ali Larijani dan komandan IRGC Jenderal Hossein Salami.
Soleimani, jenderal Quds Force yang merupakan bagian dari Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC), tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di dekat bandara Baghdad, Irak, Jumat 3 Januari. Kematian Soleimani membuat ketegangan antara AS dan Iran melonjak drastis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News