Menteri Dalam Negeri Hadi al-Majdoub mengatakan pencegahan telah dilakukan Tunisia sejak 2012, dan mereka yang dicegah telah dilarang untuk pergi ke negara-negara yang sedang dilanda konflik bersenjata.
Seperti dikutip aawsat, Sabtu 22 April 2017, Hadi menegaskan pelarangan bepergian ke luar negeri adalah metode terpenting yang diadopsi Tunisia dalam mencegah bergabungnya para pemuda ke grup-grup ekstremis.
Ia menyebut agensi keamanan Tunisia telah sukses mengamankan 245 sel teror dan menangkap 517 dari jaringan ektremis sepanjang 2016.
Kemendagri Tunisia memaparkan data bahwa sebagian besar pemuda yang dicegah itu hendak pergi ke Libya. Dari Libya, mereka dapat pergi ke negara tetangga, Turki, untuk kemudian menyeberang ke Suriah.
Sekitar 800 ekstremis telah pulang ke Tunisia. Kemendagri telah menangkap 190 dari mereka, 137 lainnya dilarang bepergian dan 55 tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan.
Sementara sisa dari para ekstremis itu kini sedang diawasi ketat.
Data lain menyebut sekitar 3.000 warga Tunisia aktif menjadi ekstremis di luar negeri. Sebanyak 60 persen dari mereka beroperasi di Suriah, 30 persen di Libya dan sisanya di berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id