Ratusan pengunjung yang terdiri dari siswa-siswi dan orang tua murid yang berasal lebih dari 50 negara-negara di dunia menghadiri acara Family Day ini. Berbagai perlombaan dari manca negara dipamerkan dan dilombakan guna memeriahkan acara ini.
Seperti keterangan tertulis dari KBRI Doha kepada medcom.id, Jumat 11 November 2017, festival tahunan ini merupakan bagian dari kegiatan sekolah guna mengenalkan sosial budaya internasional agar siswa memahami keberagaman dan budaya dunia lainnya.
Uniknya, para peserta sangat menunggu perlombaan bakiak. Lomba ini sangat diminati para siswa karena dianggap menarik dan unik. Bahkan para orang tua pun mencoba permainan tradisional ini.
"Lomba bakiak memang kita bawa untuk upaya promosi budaya Indonesia. Ini merupakan salah satu diplomasi KBRI Doha bekerja sama dengan Diaspora Indonesia di Qatar," kata Duta Besar RI untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi.
Bakiak atau teklek atau terompah khusus digunakan untuk tiga sampai empat orang yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan lebarnya sekitar 15 sentimeter.
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut dalam festival ini juga sempat mengajari warga Qatar yang kebingungan dalam memainkan bakiak.
Selain perlombaan bakiak, para diaspora juga memperkenalkan permainan memasukan pensil yang diikat benang dibelakang celana dan dimasukan kedalam botol.
Sejumlah permainan khas Indonesia kerap dihadirkan pada peringatan ASEAN seperti ASEAN Family Day dan kegiatan olahraga lainnya yang dilaksanakan ASEAN di Qatar. Dipilihnya permainan ini selain menghibur juga memperkuat jejaring serta komunikasi antara komunitas diaspora Asia Tenggara khususnya keluarga besar Perwakilan ASEAN di Qatar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News