Foto: AFP
Foto: AFP

Pengamat: Sistem Otomatis Bisa Jadi Biang Kecelakaan Pesawat

Fajar Nugraha • 03 Januari 2015 15:57
medcom.id, Paris: Beberapa pengamat penerbangan menilai insiden yang dialami oleh AirAsia QZ8501 serupa dengan Air France 447, yang jatuh pada 2009 lalu. Sistem otomatis jadi biang keladi kecelakaan tersebut.
 
Pesawat Airbu A330 milik Air France yang jatuh pada 2009 silam, ketinggiannya menurun dengan cepat dan tanpa terdengar laporan darurat atau 'mayday'. Dalam waktu cepat, pesawat berbadan lebar itu pun ditelan ombak Laut Atlantik.
 
Butuh waktu dua tahun untuk mencari kotak hitam dari Air France itu. Tetapi apa yang dialami oleh pesawat yang dalam perjalanan dari Rio de Janeiro, Brasil ke Paris, Prancis itu bisa memberikan jawaban tentang apa yang terjadi terhadap AirAsia QZ8501.

Ada korelasi paralel antara kedua penerbangan ini. Keduanya terbang menembus badai saat dinyatakan hilang dan sepertinya pilot dari kedua Airbus ini mengira meningkatkan ketinggian menjadi jalan keluar dari masalah yang menimpa pesawat mereka.
 
Pada penerbangan Air France, beberapa faktor mencuat yang menyebabkan pesawat jatuh. Tiga pilot dari Airbus A330 itu bingung dengan data kecepatan setelah sensor utama beku oleh kedinginan. Kemudian, sekira 25 menghadapi turbulensi, sistem autopilot dan autothrust tidak berfungsi. Ketika pilot memutuskan untuk menambah ketinggian, ko-pilot meminta pesawat untuk mengurangi ketinggian.
 
Sementara kapten yang saat itu tidak berada di kokpit, kembali sekira 90 detik peringatan pesawat untuk beralih menyala. Empat menit dan 23 detik, setelah peringatan pertama menunjukkan kepanikan dan keheranan dari kru kokpit untuk mengendalikan pesawatnya. Pesawat pada akhirnya pesawat menghantam laut pada bagian perutnya terlebih dahulu, sementara puingnya ditemukan di kedalaman 3.900 meter dengan kotak hitam masih utuh.
 
Sementara di Laut Jawa, pilot AirAsia A320 melaporkan pada air traffic control (ATC) bahwa pesawat mendekati awan yang mengancam pada Minggu (28/12/2014). Izin menambah ketinggian tidak diberikan oleh ATC dalam beberapa menit kemudian pesawat dinyatakan hilang. Kotak hitam pesawat hingga kini belum ditemukan.
 
Penyelidik dari Prancis, BEA, yang juga menyelidiki kecelakaan 2009 saat ini sudah berada di Indonesia. Mereka membawa alat akustik hidrophone. Harapan pun muncul setelah adanya konfirmasi sonar yang mengidentifikasi dua benda besar yang diduga sebagai badan pesawat AirAsia QZ8501.
 
Namun yang patut digarisbawahi dalam dua insiden ini, kecelakaan pada 2009 menjadi pelajaran di mana sistem otomatis bisa menjadi masalah. Sejak saat itu, banyak yang memperingatkan bahwa pilot harus mengambil kendali di saat terjadi masalah.
 
"Sistem otomatis di kokpit melayani kita dengan baik dan menciptakan lingkungan yang baik bagi penerbangan komersil. Tetapi ada saat di mana sistem ini bisa menimbulkan masalah atau ada ketidaksinambungan antara pilot dengan sistem otomatis pesawat," ujar Mantan Kepala National Transportation Safety Board (NTSB) Deborah Hersman, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (3/1/2015).
 
Sementara eksekutif Delta Airlines, David Greenberg mengatakan, manufaktur pesawat, maskapai dan FAA mengakui bahwa sistem otomatis bisa membuat penerbangan lebih aman. Tetapi untuk beberapa saat terakhit, kadang sistem itu membuat khawatir ketika tidak bisa berfungsi dengan normal.
 
"Fokus mulai beralih bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan menggunakan sistem otomatis untuk membantu mengurangi kerja di situasi normal.  Tetapi kemampuan untuk mengambil alih dan terbang dengan cara tradisional," tutur Greenberg.
 
"Di Asia, sangat normal untuk bergantung dengan sistem otomatis. Pada umumnya ini disebabkan karena manufaktur pesawat menekankan bahwa pengendalian pesawat mudah dipelajari dan dilatih. Selain itu pesawat sangat aman karena sistem otomatis mempersempit celah antara keahlian dengan keahlian yang dibutuhkan," tutupnya.
 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan